Muhadjir: Pembekalan Pranikah Selamatkan Keluarga dari Neraka Dunia

20 Desember 2019 17:27 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy.  Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy berbicara soal penanganan stunting dalam acara Scalling Up Nutrition (SUN) Indonesia Annual Meeting 2019.
ADVERTISEMENT
Muhadjir Effendy mengatakan untuk memutus rantai kemiskinan harus dimulai dari akarnya, yakni mencegah terbentuknya rumah tangga miskin.
"Karena itu keluarga menjadi target penelitian kita, target operasi kita adalah keluarga," kata Muhadjir di Hotel Double Tree, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (20/12).
"Karena keluarga unit terkecil negara. Kalau keluarganya bagus semua bisa dipastikan negaranya bagus. Dalam Al-Quran (dijelaskan), hindarkanlah dirimu dan keluargamu dari neraka, neraka dunia terutama. Neraka dunia, kemiskinan, hampir dipastikan kemelaratan itu menuju ke kerusakan," tutur Muhadjir Effendy.
"Seribu hari awal kehidupan manusia adalah fase yang paling menentukan untuk perjalanan manusia. Dalam hal ini peranan ibu sangat penting, sembilan bulan mengandung itu akan menentukan. Sebagian besar stunting dimulai dari ini sebelum lahir, karena itu yang harus jadi kunci," tutur Muhadjir.
ADVERTISEMENT
Awal dari sebuah keluarga, menurut Muhadjir, adalah dari perkawinan. Maka sebelum melangsungkan perkawinan, calon pengantin disarankan untuk mengikuti perbekalan pranikah atau yang ramai disebut sertifikasi pernikahan.
Dengan mengikuti perbekalan pranikah, pasangan akan diberi bekal mengenai masalah kesehatan, bagaimana membangun rumah tangga yang sentosa, dan menjadi orang tua.
"Karena itu di awal saya menjabat Menko PMK, saya menyimpulkan kita harus menyelamatkan keluarga, terutama calon rumah tangga baru. Saya ingin mempertegas pentingnya pembekalan pranikah. Sebelum nikah harus disiapkan sungguh-sungguh, jangan sampai keluarga ini jadi keluarga miskin," kata Muhadjir.
Muhadjir lalu membeberkan angka keluarga miskin dan sangat miskin di Indonesia yang jumlahnya mencapai 9,4 persen di tahun 2019 atau lebih kurang 57 juta keluarga.
Menko PMK Muhadjir Effendy. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
"Bayangkan rumah tangga miskin itu kalau terbentuk rumah tangga baru itu cenderung membuat rumah tangga miskin baru. Mata rantai kemiskinan ini harus dipotong. Dan itu harus dimulai diintervensi dan kita siapkan," tegas Muhadjir.
ADVERTISEMENT
"Saya minta ini jadi target, pembekalan untuk menyiapkan calon pengantin, jadi jangan sampai ada keluarga miskin baru," lanjutnya.
Muhadjir menjelaskan bahwa kelas perbekalan untuk calon pengantin baru tidak diwajibkan untuk semua. Misalnya pasangan ulama yang sudah memahami secara mendalam soal agama atau pasangan dari dunia profesional kesehatan merasa tidak perlu bimbingan kesehatan, maka diizinkan untuk tidak mengikuti.
"Dan tidak ada namanya tidak lulus. Semuanya lulus. Dan kalau belum mengikuti secara penuh, jika sudah kebelet, bisa nikah dulu, boleh nanti dilanjutkan setelah nikah," kata Muhadjir.