MUI Usai Pidato Prabowo di KTT Negara D-8: Dorong Persatuan Negara Muslim

21 Desember 2024 7:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim (dua kanan) didampingi Wakil Ketua Baznas RI Mokhamad Mahdun (empat kiri),memberikan keterangan pers usai penyambutan delegasi. Foto: Bayu Pratama S/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim (dua kanan) didampingi Wakil Ketua Baznas RI Mokhamad Mahdun (empat kiri),memberikan keterangan pers usai penyambutan delegasi. Foto: Bayu Pratama S/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri, Sudarnoto Abdul Hakim menanggapi pidato Presiden Prabowo Subianto saat KTT negara Development Eight (D-8) di Kairo Mesir. Pada pidatonya itu, Prabowo berbicara solidaritas negara muslim pada persoalan Palestina hingga isu Suriah.
ADVERTISEMENT
MUI sepakat dengan apa yang disampaikan Prabowo pada KTT itu. Mereka menekankan poin persatuan negara muslim dunia, untuk penyelesaian isu yang lebih luas. Mulai dari lingkungan, hingga isu Palestina.
"Tanpa persatuan, negara-negara D-8 akan kesulitan mendukung isu-isu penting, seperti perjuangan Palestina. Sehubungan dengan itu maka negara-negara anggota D-8 harus mampu mengatasi perbedaan dan memperkuat solidaritas demi mencapai tujuan bersama," kata Sudarnoto, lewat keterangannya, Sabtu (21/12).
Sudarnoto juga menyoroti, banyak persoalan yang terjadi di komunitas muslim di seluruh penjuru dunia. Mulai dari perlakuan tak adil umat muslim di beberapa negara, hingga stereotip yang buruk.
Seperti represi umat muslim di Rohingya, Uighur hingga Kashmir di India. Mereka mendapat perlakuan tak adil.
Presiden Prabowo menghadiri KTT D-8 (Developing Eight) di Kairo, Mesir. Foto: Dok.Pool Host D-8
Maka, perlu persatuan dunia Islam agar masalah-masalah ini dapat diselesaikan bersama.
ADVERTISEMENT
"Persatuan dunia Islam sangat mendesak dilakukan karena saat ini Umat Islam di berbagai belahan dunia sering kali menjadi korban diskriminasi, baik dalam bentuk stereotip, Islamofobia, maupun kebijakan yang tidak adil," katanya.
Terakhir, ia juga merasa seharusnya organisasi negara Islam dunia seperti Organisasi Kerja sama Islam (OKI) punya peran lebih sentral. Salah satunya terus berupaya mendorong kemerdekaan Palestina dan memberi sanksi kepada Israel.
"Organisasi seperti OKI (Organisasi Kerja sama Islam) harus diperkuat sehingga busa memainkan peran lebih aktif dalam mendorong kemerdekaan Palestina dan menghukum Israel, menghapuskan ketidakadilan global, menangani pelanggaran HAM terhadap umat Islam di tingkat global,dan merespons secara konkret Islamofobia yang sudah muncul di mana-mana," tutup Sudarnoto.
ADVERTISEMENT