Naomi, Pelajar yang Hilang di Gunung Slamet, Bertahan Hidup Dengan Sepotong Roti

9 Oktober 2024 16:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Naomi Daviola Setyanie, siswa SMK 3 Kota Semarang yang hilang di Gunung Slamet akhirnya pulang ke rumahnya di Genuk, Kota Semarang, Rabu (9/10/2024). Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Naomi Daviola Setyanie, siswa SMK 3 Kota Semarang yang hilang di Gunung Slamet akhirnya pulang ke rumahnya di Genuk, Kota Semarang, Rabu (9/10/2024). Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
ADVERTISEMENT
Naomi Daviola Setyanie, siswa SMK 3 Kota Semarang yang hilang di Gunung Slamet akhirnya pulang ke rumah. Gadis berumur 17 tahun itu mengaku hanya berbekal sebungkus roti sobek saat bertahan hidup di gunung tertinggi di Jawa Tengah itu.
ADVERTISEMENT
Ditemui di rumahnya di kawasan Genuk, Semarang, Naomi bercerita ia naik dari Pos Bambangan, Kabupaten Purbalingga pada Sabtu (5/10) pukul 23.00 WIB dan sampai puncak keesokannya harinya sekitar pukul 13.00 WIB. Rombongan open trip itu sempat berfoto dan langsung turun ke basecamp,
"Kalau kelompok saya itu cuma 7 orang, tapi kalau kelompok lain banyak. Kita foto-foto bentar terus turun karena kabutnya udah mulai tebel. Terus saya berhenti di tengah-tengah kan ada 4 orang, yang pertama udah turun duluan ke bawah, kedua saya, ketiga ada dua orang gandengan. Pas saya lagi duduk di tengah saya bisa melihat dua orang," ujar Naomi, Rabu (9/10).
Naomi kerap menengok ke belakang untuk memastikan masih ada orang di belakangnya. Namun, ketika ia memastikan untuk yang ketiga kali, dua orang yang berada di belakangnya hilang.
Naomi Daviola Setyanie, siswa SMK 3 Kota Semarang yang hilang di Gunung Slamet akhirnya pulang ke rumahnya di Genuk, Kota Semarang, Rabu (9/10/2024). Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
"Saya nengok ke belakang masih ada orang, saya nengok ke belakang ada orang, tapi pas nengok ketiga udah nggak ada orang sama sekali, benar-benar sepi, kanan kiri saya juga udah nggak ada apa-apa, bener-bener full hutan. Saya sudah kepisah sama rombongan saya yang bertiga tadi," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Meski menyadari ia sudah tertinggal, Naomi tak hilang semangat. Ia tetap berusaha untuk menjaga dirinya untuk tetap bisa bertahan.
"Untuk makan dari yang bekal yang dibawa masih bisa saya makan, bawa roti dan memang harus diirit-irit ya, karena kan nggak tau kita berapa lama ada di sana. Jadi memang harus bisa bagaimana pun caranya. Untuk minum kalau kita turun ke bawah ada sumber mata air, jadi kita bisa minum dari situ," ungkap dia.
Selama dua malam Naomi bertahan hidup di tengah belantara hutan. Ia merasa kedinginan apalagi kerap turun hujan. Ia terus memikirkan ibu, ayah dan dua orang adiknya yang masih kecil.
Pemandangan dari Gunung Slamet. Foto: Naufal Abdurrasyid/kumparan
"Bermalam dua malam di sana, sendirian. Takut sih nggak, cuma lebih ke kedinginan, gimana caranya biar hangat. Saya udah nggak peduli ama setan-setan itu, udah nggak memikirkan seperti itu, yang penting saya tetap hangat, karena ada badai dan hujan. Saya nggak boleh hilang, harus ketemu," imbuh dia.
ADVERTISEMENT
Gunung Slamet adalah gunung tertinggi di Jateng dan gunung tertinggi kedua di Jawa setelah Gunung Semeru. Gunung setinggi 3.432 mdpl ini terletak di antara 5 kabupaten, yaitu Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Brebes.