Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) akan mengirim 300 tentara tambahan ke sebelah utara Kosovo. Mereka ditugaskan membantu mengendalikan protes berujung kekerasan.
ADVERTISEMENT
Bentrokan antara etnis Serbia dan pasukan NATO beberapa hari lalu menyebabkan 30 orang tentara terluka. Pengumuman mengenai penambahan pasukan disampaikan NATO pada Selasa (30/5).
Apa yang terjadi di Kosovo memunculkan kekhawatiran terulangnya konflik pada 1998-1999. Kala itu, sebanyak 10 ribu nyawa melayang dan sejuta orang kehilangan tempat tinggal.
Pasukan NATO pun ditempatkan di Kosovo selama kurang lebih 25 tahun usai konflik berdarah tersebut.
Merebaknya kekerasan teranyar di Kosovo dimulai pekan lalu. Saat itu pejabat etnis Albania yang terpilih dalam pemilu lokal mencoba masuk gedung pemerintahan. Upaya itu dihalangi etnis Serbia yang berujung bentrok.
Bentrokan itu coba dikendalikan polisi Kosovo. Mereka menembakkan gas air mata demi membubarkan massa.
Pada Senin (29/5) bentrokan makin besar. Etnis Serbia terlibat konfrontasi dengan polisi dan penjaga perdamaian NATO.
ADVERTISEMENT
Lantaran kondisi makin mencekam, Sekjen NATO Jens Stoltenberg siap mengirim batalyon tambahan ke Kosovo bila diperlukan.
"Ini adalah langkah bijak," kata Stoltenberg seperti dikutip dari Associated Press.
Jumlah pasukan penjaga perdamaian NATO, dikenal dengan KFOR, di Kosovo jumlah mencapai 3.800. Pasukan terdiri dari beberapa negara anggota NATO.
Terkait kekerasan di Kosovo, Stoltenberg mengutuk peristiwa tersebut. Pasukan NATO dipastikan siap bertindak bila kondisi makin kacau.
"Pasukan NATO akan mengambil tindakan diperlukan untuk menjaga lingkungan aman dan nyaman bagi seluruh warga Kosovo," jelas Stoltenberg.
"Kami mendesak dua belah pihak menahan diri dari tindakan tidak bertanggung jawab dan kembali ke perundingan yang didukung Uni Eropa," sambung dia.
Kosovo merupakan eks provinsi di Serbia yang mendeklarasikan kemerdekaan pada 2008. Namun, kemerdekaan tersebut tidak pernah diakui Serbia.
ADVERTISEMENT
Populasi terbesar Kosovo adalah Albania. Terdapat pula etnis Serbia yang menempati sebelah utara negara itu.
Sementara itu, konflik berdarah pada 1998 pecah dipicu pemberontakan etnis Albania atas pemerintahan etnis Serbia di Kosovo. Etnis Serbia membalas pemberontakan dengan brutal dan menyebabkan 13 ribu orang, mayoritas etnis Albania, kehilangan nyawa.
Intervensi militer NATO membuat pasukan Serbia angkat kaki pada 1999. Setelah itu pasukan NATO ditempatkan di Kosovo demi membantu menjaga keamanan.