Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Nelayan Jakarta Curhat ke RK soal Pom Bensin Jauh: Akan Didekatkan
12 Oktober 2024 19:31 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Seorang nelayan bernama Supri menyampaikan aspirasi ke Ridwan Kamil (RK) dalam acara BARK (Bongkar Aspirasi Ridwan Kamil) yang berlangsung di GOR Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (12/10).
ADVERTISEMENT
Ia mengeluhkan kendala mendapatkan bahan bakar yang jaraknya jauh dari lokasi tempat tinggal nelayan. Bila ingin membeli bahan bakar, mereka perlu menempuh jarak hingga 2 kilometer.
Sementara bila ingin lebih dekat, bisa membeli dari warung eceran. Namun harganya dipatok lebih mahal.
"Ada jaraknya 2 kilometer bapak, terlalu jauh," ujar Supri.
Mendengar curhatan tersebut, RK mengatakan dirinya akan berupaya untuk mendekatkan pom bensin khusus nelayan.
"Kalau tadi beli bahan bakarnya kejauhan, ya berarti kita upayakan dalam 5 tahun ke depan beli bahan bakarnya tidak terlalu jauh. Beberapa tempat kan suka ada pom bensin khusus nelayan, mungkin nanti kita dekatkan ke lokasi, nanti kita carikan lokasi," ujar RK.
RK menjelaskan, pom bensin itu akan dibangun tidak terlalu jauh dari pelabuhan-pelabuhan tempat nelayan beraktivitas.
ADVERTISEMENT
Nelayan Khawatir Dampak Giant Sea Wall
Tak hanya soal pom bensin, Supri juga menyampaikan kekhawatirannya terkait dampak pembangunan tanggul laut atau Giant Sea Wall. Ia khawatir tanggul laut ini akan membuat titik melaut semakin jauh.
"Tadi yang bapak jelaskan tadi, apa Giant Wall tadi. Nelayan yang tadinya, nelayan 1 mil, sekarang menjadi 5 mil, jarang mengambil ikan menjadi jauh bapak," ujar Supri kepada RK.
RK kemudian mengatakan, Giant Sea Wall ini berperan penting untuk mencegah banjir. Sehingga pembangunan tanggul laut ini penting.
"Kan yang penting cegah banjir dari utara, nanti kita cari solusinya bagaimana mencari ikan tetap tidak terlalu jauh. Apakah nanti pelabuhan lebih mendekat ke tempat permukiman atau bagaimana, kita pikirkan," kata eks Gubernur Jawa Barat tersebut.
ADVERTISEMENT
Giant Sea Wall ini, kata RK, masih belum ada gambaran desainnya, sehingga ia memastikan aspirasi dari para nelayan akan dimasukkan ke dalam proses pembuatan desainnya.
"Giant Sea Wall-nya kan belum digambar. Nanti mungkin aspirasi itu masuk dalam proses desainnya," ujar kader Partai Golkar itu usai acara kepada wartawan.
Proyek ini sendiri sempat disinggung Prabowo guna mencegah turunnya tanah dan naiknya air laut. Menteri Pertahanan sekaligus presiden terpilih itu akan melanjutkan kembali mega proyek tanggul laut raksasa (giant sea wall) di sepanjang jalur pantai utara Jawa.
"Saya sendiri yang tidak terlibat langsung dalam kajian dan pembahasan tersebut. Seolah-olah masalah ini yang merupakan jawaban atas fenomena naiknya permukaan laut, abrasi, hilangnya banyak lahan-lahan kita dan terutama kualitas hidup sebagai rakyat kita sungguh-sungguh mengenaskan," kata Prabowo dalam Seminar Nasional tentang Giant Sea Wall Pulau Jawa, Rabu (10/1).
ADVERTISEMENT
Menurut perhitungan Prabowo, proyek ini akan butuh dana hingga USD 60 miliar atau setara Rp 930 triliun dan butuh waktu lama hingga 2040. Sementara tahap awal memakan dana Rp 164 triliun yang dilakukan di Teluk Jakarta.
Proyek tanggul laut raksasa ini pun bukan hal baru, lantaran rencana serupa pernah digagas oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo pada 2012 lalu. Namun, tempatnya di Jakarta, berbarengan dengan reklamasi dalam bentuk pulau-pulau.
Sama seperti yang diutarakan Prabowo, konsultan tanggul raksasa di Jakarta ini juga disebutkan dari Belanda.
Namun proyek ini pernah ditolak Anies Baswedan saat dia menjadi Gubernur DKI Jakarta pada 2018. Anies menilai proyek tanggul laut raksasa di Teluk Jakarta dianggap sebagai kobokan raksasa yang malah akan menampung air kotor.
ADVERTISEMENT
Dibandingkan tanggul laut, Anies melihat pesisir utara Jakarta lebih butuh tanggul pantai. Namun Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menilai kalau tak ada tanggul laut raksasa, Jakarta bisa tenggelam.
Akhirnya Anies memerintahkan pembangunan tanggul raksasa yang masuk dalam proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) di Teluk Utara Jakarta dikaji ulang bersama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).