Nigeria Ganti Lagu Kebangsaan

30 Mei 2024 14:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu mengambil bagian dalam panel pada Pertemuan Khusus Forum Ekonomi Dunia di Riyadh pada 28 April 2024. Foto: FAYEZ NURELDINE / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu mengambil bagian dalam panel pada Pertemuan Khusus Forum Ekonomi Dunia di Riyadh pada 28 April 2024. Foto: FAYEZ NURELDINE / AFP
ADVERTISEMENT
Nigeria kembali menggunakan lagu kebangsaan yang hampir 50 tahun tidak dipakai. Keputusan tersebut disampaikan setelah parlemen memutuskan mengganti lagu kebangsaan yang sekarang digunakan.
ADVERTISEMENT
Pengumuman pergantian lagu kebangsaan disampaikan Presiden Nigeria Bola Tinubu pada Rabu (29/5). Sebelum diumumkan, proses pengesahan lagu kebangsaan lewat undang-undang (UU) dibahas selama sepekan di parlemen Nigeria.
Proses pengesahan UU mengenai lagu kebangsaan terbilang cepat. Biasanya parlemen Nigeria akan memakan waktu berminggu-minggu demi mempertimbangkan pengesahan RUU penting.
Lagu kebangsaan yang kini dipakai di Nigeria dikumandangkan pertama kali saat Tinubu hadir pada sidang legislatif.
Bendera Nigeria di depan Nigeria Trade Office Foto: Tyrone Siu/reuters
Lagu kebangsaan terkini berjudul Nigeria, We Hail Thee. Lagu itu diperkenalkan pada 1960 saat Nigeria merdeka dari Inggris.
Pada 1978 lagu itu diganti oleh Arise, O Rekan. Pergantian berlangsung pada masa pemerintahan militer di bawah Olusegun Obasanjo. Saat diciptakan, Nigeria sedang dihantam perang saudara.
Pergantian lagu kebangsaan mengundang pro-kontra di tengah masyarakat.
ADVERTISEMENT
Warga bernama Cheta Nwanze mengatakan, masalah yang lebih penting dibahas bukan lagu kebangsaan, tapi pemulihan ekonomi dan perbaikan keamanan.
"Ini hanya buang-buang waktu. Yang lebih penting adalah masalah inflasi dan keamanan, itulah yang harus diperhatikan pemerintah," ucap Nwanze seperti dikutip dari The Guardian.
Salah seorang analis urusan masyarakat di Nigeria, Frank Tietie, memuji langkah pemerintah mengembalikan lagu kebangsaan yang lama. Dia menyebut lagu kebangsaan terdahulu harus diganti karena diperdengarkan pertama kali pada rezim militer.
"Lagu kebangsaan adalah bacaan ideologis dan membantu warga lebih fokus," ujar Tietie.