Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Nurdin Halid: Manfaat Relawan Bisa Tekan Politik Identitas hingga Branding Tokoh
11 November 2021 15:57 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Pemilihan presiden masih berlangsung tiga tahun lagi, tapi bursa capres dan cawapres terus memanas. Deklarasi berbagai kelompok relawan deras bermunculan.
ADVERTISEMENT
Mulai dari Sahabat Ganjar, komunitas Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (ANIES), hingga relawan pendukung Prabowo-Puan.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Nurdin Halid, menilai kemunculan relawan adalah fenomena yang positif. Ia menilai, relawan memiliki 3 manfaat dalam perkembangan demokrasi dan kepemiluan.
“Kemunculan relawan sekarang ini sangat positif. Katakanlah relawan capres ini adalah gerakan rakyat atau gerakan sosial dari akar rumput yang ingin mendapatkan pemimpin sah, baik, sesuai dengan harapan mereka. Apakah murni atau tidak, secara substansial sama saja,” kata Nurdin dalam diskusi bertema ‘Fenomena Kemunculan Relawan Capres Sejak Dini’ di gedung DPR, Senayan, Kamis (11/11)
Manfaat yang dimaksud Nurdin adalah, pertama, membranding tokoh yang dikehendaki.
"Kedua, manfaatnya menurut saya munculnya relawan secara dini untuk menekan politik identitas. Ketiga, relawan ini akan menjadi pengawas informal terhadap pemimpin yang terpilih,” imbuh dia.
ADVERTISEMENT
Nurdin mengakui penilaian kemunculan relawan terlalu dini atau terlalu cepat itu tergantung pada pilihan strategis, berkaitan dengan kepentingan politik yang dikehendaki terhadap tokoh yang dijagokan.
Tetapi ia menekankan relawan adalah fenomena positif yang bisa menjadi mesin pemanas demokrasi agar dinamis dan bergairah.
“Kalau kita lihat faktanya, ketika pilpres 2014-2019 itu banyak pengamat dan pemerhati politik mengatakan kemenangan Pak Jokowi dilahirkan oleh para relawan. Relawan yang mampu menciptakan, menggerakkan masyarakat dan menjadi kemenangan suara,” ujar Eks Ketua Umum PSSI itu.
Di sisi lain, Nurdin mengatakan tak relevan jika kemunculan dini para relawan dipakai untuk mengukur tingkat ambisi tokoh-tokoh politik yang siap maju di pemilihan Capres-Cawapres 2024.
Sebab, kata dia, setiap politikus pasti berambisi untuk menang.
“Ketika kita sepakat bahwa seorang politisi cita-citanya yang paling akhir adalah kekuasaan, maka untuk merebut kekuasaan dibutuhkan komunikasi politik yang strategis. Maka tidak relevan pertanyaan itu, siapa yang ambisi atau ada yang ambisi,” papar dia.
ADVERTISEMENT
“Dalam politik itu enggak bisa asal jangan ambisius, karena partisipasi rakyat sangat penting di era poros demokrasi apalagi multipartai. Seorang politisi cita-citanya adalah kekuasaan. Kekuasaan itu mesti direbut, kekuasaan tidak diberikan, tidak datang secara tiba-tiba. Ketika ingin merebut kekuasaan, dibutuhkan komunikasi yang strategis,” tandasnya.
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 6 November 2024, 9:03 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini