Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
OCI Ungkap Asal Usul Mantan Pemain Sirkusnya: Panti Asuhan di Kalijodo
17 April 2025 19:04 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Pendiri Oriental Circus Indonesia (OCI), Tony Sumampau, memberi penjelasan terkait asal usul mantan pemain sirkusnya. Menurut dia, para mantan pemain sirkus itu diambil dari salah satu panti asuhan di daerah Kalijodo, Jakarta Utara.
ADVERTISEMENT
Tony mengatakan, orang tuanya memang kerap berbagi dengan anak-anak di panti asuhan tersebut.
"Waktu saya tanya (ke orang tua), 'ini anak dari mana?', katanya anak dari panti asuhan. 'Panti asuhannya di mana?', 'di daerah dekat Kalijodo'. 'Kenapa diambil?', dia bilang 'saya suka sumbang, sumbang uang untuk panti asuhan'," kata Tony kepada wartawan di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (17/4).
Tony mengungkapkan anak-anak tersebut diambil sejak usia dini dan dibesarkan oleh keluarganya. Setelah bertumbuh kembang, mereka akhirnya dilatih untuk menjadi pemain sirkus.
"Jadi dari bayi gitu kan tumbuh lama, dibesarkan sampai usia 6-7 tahun baru kita bawa dia ke sirkus, dan kita latih gitu ya," tuturnya.
Tony mengakui, memang identitas para anak-anak yang menjadi pemain sirkus itu tidak jelas. Sebab menurut dia, di panti asuhan tersebut kebanyakan merupakan hasil hubungan gelap.
ADVERTISEMENT
"Setahu saya itu anak-anak dari hubungan gelap. Bapaknya pasti enggak ada yang tahu, ibunya pasti tahu, panti asuhan tahu. Tapi bapaknya pasti enggak tahu, karena anak itu kan anak, kita hanya enggak enak kalau bicara melukai hati anak-anak itu," ungkap Tony yang tak menjelaskan lebih lanjut mengenai panti yang dimaksud.
Klaim Sudah Tindak Lanjuti Rekomendasi Komnas HAM
Tony mengaku, pihaknya sudah menindaklanjuti rekomendasi Komnas HAM terkait adanya dugaan pelanggaran di sirkus. Salah satu rekomendasinya diketahui mencari asal usul keluarga para mantan pemain sirkus itu.
"Tahun 1997, saya ingat terus saya yang menghadap Pak Baharuddin Lopa sama Muladi. Akhirnya beliau minta waktu bikin tim, ada dari Komnas, kita, lawyer termasuk Hamdan Zoelva dan Komnas HAM. Tim pergi ke Kalijodo, dari situ balik seminggu kemudian dikumpulkan sama anak-anak situ," paparnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, menurut dia, Komnas HAM juga merekomendasikan OCI untuk menyekolahkan para pemain sirkus secara formal. Hal itu pun disebut Tony telah dilakukan.
"Nova dan Novi tahun 2012. Dari 1997 sudah sekolah, tapi di sekolah tertentu," tutur dia sambil menunjukkan ijazah mereka.
Sejumlah mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) menceritakan kisah pilu selama puluhan tahun menjadi pemain sirkus di Taman Safari Indonesia
Kisah kelam itu mereka sampaikan saat beraudiensi dengan Wakil Menteri HAM Mugiyanto, di Kantor Kementerian HAM, Jakarta, Selasa (15/4).
Mantan pemain sirkus itu mengadukan terkait dugaan tindakan kekerasan yang mereka alami sejak tahun 1970-an silam. Seusai audiensi, cerita itu kemudian diunggah oleh Mugiyanto di akun Instagram pribadinya, @mugiyanto.official, pada Rabu (16/4).
ADVERTISEMENT
Salah satu pemain sirkus, Butet, bercerita pernah mendapatkan perlakuan kasar selama menjadi pemain sirkus. Bahkan, ia mengaku pernah dijejali kotoran gajah.
"Sempat saya sampai dirantai kaki pakai rantai gajah yang besar itu. Pernah juga di dalam situ dijulurin kotoran gajah," kata Butet dikutip dari tayangan video yang diunggah Mugiyanto, Rabu (16/4).
Kekerasan juga sempat dirasakan oleh Fifi. Diketahui, ia merupakan anak dari Butet. Sejak lahir, ia tak pernah mengetahui siapa orang tuanya lantaran dibesarkan di lingkungan sirkus.
Namun OCI membantah semua pernyataan mereka.