Pakar soal PPKM Jakarta Berubah dalam Sehari: Kemendagri Baru Update Data

7 Juli 2022 11:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah warga bersepeda di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Minggu (20/2/2022) pagi.  Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah warga bersepeda di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Minggu (20/2/2022) pagi. Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Ahli epidemiologi UI Pandu Riono mengungkap keluarnya Instruksi Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengenai PPKM level satu Rabu (6/7) kemarin merupakan bentuk dari responsi pemerintah. Menurutnya hal ini terjadi karena Kemendagri baru update data perihal penurunan kasus di DKI Jakarta.
ADVERTISEMENT
“Ya nggak papa. Bagus kan. Jadi Kemendagri sangat responsif gitu. Kemarin tuh mungkin ada data yang belum diupdate, terus kemudian pemerintah DKI dan Kementerian Kesehatan mengupdate data yang terbaru minggu terakhir. Nah minggu terakhir itu sudah ada penurunan. Kan lucu kalau sudah ada penurunan kasus atau paling tidak sudah landai malah diketatkan. Yakan. Jadi nggak pas gitu loh,” ujar Pandu kepada kumparan pada Kamis (7/7).
Sebelumnya pemerintah melalui Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan mengatakan bahwa DKI Jakarta naik ke PPKM level 2. Tak sampai 24 jam, pada Rabu (6/7) Kemendagri mengeluarkan Inmendagri nomor 35 tahun 2022 yang menyatakan bahwa wilayah Jawa-Bali termasuk DKI Jakarta berada di PPKM level 1.
Pandu juga menyebutkan bahwa keputusan Kemendagri untuk menetapkan Inmendagri ini layak dipuji dan kebijakan yang dilakukan tepat sebab mau memperbaiki kesalahan.
ADVERTISEMENT
“Nggak masalah. Harus dipuji. Sekali-kali kita puji lah masak harus dikritisi terus kasian. Orang udah kerja mau memperbaiki kesalahan. Kesalahan kan manusiawi. Apalagi cuma baru sehari kan nggak papa,” ujar Pandu.
Pandu menambahkan bahwa dengan perubahan kebijakan ini maka masyarakat dapat merasa lebih aman terlebih akan segera melaksanakan hari raya kurban atau Idul Adha.
“Untungnya teman-teman di Kemendagri tuh nggak marah gitu. Karena dia memang menggunakan data yang memang belum di update. Bagus kan? Mengoreksi kesalahan. Ini kan ditinjau nya sebulan lagi. Kasian DKI yang sudah turun turun terus masih level 2 padahal ada idul adha, ada kegiatan lain yang sudah direncanakan gitu,” tambahnya.
Pada kesempatan ini Pandu juga menjelaskan bahwa kecil kemungkinan di tengah pelaksanaan PPKM ini kembali terjadi kenaikan kasus yang signifikan. Pasalnya, menurut Pandu DKI Jakarta telah berada di kasus puncak dan akan segera melandai.
ADVERTISEMENT
“Nggak mungkin. Sudah di puncak kalau Jakarta sih. Sekarang udah di puncak sudah di ataslah. Ini sudah landai ni. Orang puncaknya nggak tinggi kok. Kan puncak kasusnya nggak tinggi. Angka yang masuk RS juga nggak banyak. Angka kematian juga masih rendah sekali,”
Tak hanya memuji kebijakan Kemendagri, Pandu juga memuji pemerintah DKI Jakarta sebab menjadi cakupan vaksinasi dosis kedua paling besar se-Tanah Air dan gencar dalam melaksanakan vaksinasi booster pada lansia.
Menurut Pandu cakupan vaksinasi ini penting untuk membuktikan sebagian besar penduduk Jakarta sudah memiliki benteng pertahanan. Sehingga bila terjadi penularan, jumlah kasus mungkin meningkat tetapi tidak berdampak pada keparahan sehingga angka keterisian rumah sakit kecil. Angka kematian juga bisa semakin ditekan.
ADVERTISEMENT
“Jakarta itu paling bagus cakupan vaksinasi nya. Dan jakarta dipuji karena dalam sebulan terakhir ini kan ngejar banget cakupan vaksinasi booster untuk lansia. Karena masih 50% kalah sama bali. Tapi kalau vaksinasi kedua udah tinggi banget DKI,” pungkas Pandu.