Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pakistan Matikan Layanan Telepon Seluler selama Pemilu
8 Februari 2024 12:57 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Adapun sehari sebelumnya, dua ledakan dilaporkan terjadi di kantor-kantor tempat pemungutan suara di Provinsi Balochistan. Sebanyak 26 orang tewas dalam ledakan itu, pada Rabu (7/2).
Dikutip dari Reuters, penghentian layanan telepon seluler diumumkan Kementerian Dalam Negeri Pakistan melalui postingan di platform X.
"Sebagai akibat dari insiden-insiden terorisme baru-baru ini di negara ini, banyak nyawa yang melayang, tindakan-tindakan keamanan sangat penting untuk menjaga situasi hukum dan ketertiban serta menghadapi kemungkinan ancaman, oleh karena itu penghentian sementara layanan seluler di seluruh negeri," paparnya.
Selama pemilu, Pakistan berada dalam keadaan siaga tinggi dengan puluhan ribu tentara dan paramiliter dikerahkan berjaga di penjuru negeri — terutama di pos-pos pemungutan suara. Pakistan bahkan menutup perbatasannya dengan Iran dan Afghanistan dalam rangka antisipasi keamanan ini, menyusul ledakan di Balochistan.
Dalam pesan di Telegram, kelompok Islam ekstremis ISIS mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut. Beberapa bulan terakhir, kelompok-kelompok militan lain termasuk Taliban Pakistan (TTP) dan separatis Baloch yang menentang pemerintah Pakistan turut melakukan serangan.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh, hasil perhitungan awal pemilu diperkirakan akan keluar beberapa jam setelah pemungutan suara ditutup pada pukul 17.00 waktu setempat. Sementara hasil yang lebih jelas kemungkinan besar akan diumumkan pada Jumat (9/2) besok.
Persaingan utama dalam panggung politik ini melibatkan kandidat-kandidat yang didukung oleh eks perdana menteri yang dipenjara, Imran Khan, dari partai pimpinannya Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI).
Mereka akan bertarung dengan kandidat dari Partai Liga Muslim yang dipimpin oleh Perdana Menteri Nawaz Sharif — yang menjadi calon terdepan.
Selain itu, terdapat pula putra mantan perdana menteri Benazir Bhutto, Bilawai Bhutto Zardari, yang selama ini telah menjalankan kampanye agresif untuk meraih posisi teratas.
Setelah hasil pemungutan suara menunjukkan satu nama terpilih, maka ia perlu meraih 169 kursi di parlemen Majelis Nasional yang beranggotakan 336 orang untuk bisa membentuk pemerintahan baru.
ADVERTISEMENT