Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pangdam Cenderawasih Ungkap 61 Orang Tewas Akibat Serangan KKB Papua Sejak 2023
25 Maret 2024 23:01 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Izak Pangemanan, membeberkan korban akibat aksi kekerasan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Papua sepanjang tahun 2023 dan 2024.
ADVERTISEMENT
Korbannya meliputi anggota TNI-Polri dan warga sipil.
“Pada tahun 2023, korban yang meninggal oleh aksi KKB sebanyak 61 orang, terdiri dari TNI 26 orang, Polri 3 orang, masyarakat sipil 32 orang,” kata Izak dalam keterangan persnya di bilangan JL. Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (25/3).
“Pada tahun 2024 korban meninggal oleh aksi KKB sebanyak 7 orang. TNI 2 orang, Polri 3 orang, masyarakat sipil 2 orang,” lanjut dia.
Tak hanya korban jiwa, Izak juga menyebut Izak merusak dan membakar fasilitas umum, seperti sekolah dan Puskesmas. Untuk tahun 2023 ada 4 unit sekolah yang dibakar.
“Sekarang sekolah-sekolah sudah dibakar, bahkan diduga guru diperkosa, sehingga sekarang di pedalaman tidak ada lagi guru yang mau mengajar,” ungkap Izak.
ADVERTISEMENT
Izak menambahkan, sepanjang tahun 2024, sudah ada satu unit Puskesmas yang dibakar KKB, Pos Pengamanan TNI-Polri, dan kantor pemerintahan sebanyak 7 unit.
Kekerasan dari KKB tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi Izak dan timnya di lapangan, di wilayah Papua. Dia menjelaskan, Papua terdiri dari 28 kabupaten dan 1 kota.
“Yang kerap terjadi gejolak adalah Kabupaten Yahukimo, Pegunungan Bintang, Nduga, Intan Jaya, dan Puncak. Ada 5 kabupaten itu yang kerap menjadi, sering terjadi penonjolan aksi KST [kelompok separatis teroris],” ungkap Izak.
Izak menekankan, bahwa terus melakukan penanganan-penangan setiap permasalahan di Papua dengan cara-cara baik. Menghindari terjadinya pertumpahan darah, menghindari jatuhnya korban-korban.
“Papua adalah tanah diberkati, tidak boleh dilumuri dengan darah, tidak boleh diwarnai dengan kekerasan. Sehingga kami terus mengembangkan penanganan-penangan yang selaras dengan penanganan konflik Papua yang diharapkan oleh masyarakat Papua dan juga sesuai dengan standar internasional,” imbuhnya
ADVERTISEMENT