Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pantang Ngemis, Ana Pilih Jual Kantong Plastik di Istiqlal untuk Hidup
5 Mei 2018 17:25 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
“Ayo bunda tisunya 3 ribuan buat persiapan di jalan terima kasih, tisu-tisu,” kata seorang penjual di pelataran Istiqlal bernama Ana (35).
ADVERTISEMENT
Kalimat itu selalu dilontarkan Ana berulang-ulang. Meski tak ada yang membeli, dia terus berusaha menjual tisu, pulsa, dan kantong plastik yang berada di tangannya. Dia juga selalu mengucapkan terima kasih sembari melemparkan senyum.
Sesekali, senyum Ana itu mengembang di kala ada orang yang membeli dagangannya. Dia melayani sang pembeli dengan ramah dan tenang.
Ana lalu berjalan dari ujung ke ujung. Mencari mereka yang mau membeli dagangannya. Semangatnya begitu tinggi. Meski, bila dilihat fisik Ana memang tak terlihat prima untuk berjualan.
Ana begitu mungil. Dari tangan hingga kaki, bagian tubuh ibu tiga anak itu tampak sulit untuk berjualan. Untuk berjalan pun anak terkesan kesusahan.
“Ya mungkin sudah rezekinya di sini (berjualan di Istiqlal). Saya sudah punya anak 3. Suami ada. Ya saya punya suami kayak enggak punya suami. Ya saya apa-apa sendiri,” ungkap Ana kepada kumparan (kumparan.com), Kamis (3/5).
Meski keterbatasan dimiliki Ana, daya juangnya demi anak-anaknya begitu tinggi. Masa depan yang lebih baik adalah hal yang dia damba dari perjuangannya kini.
ADVERTISEMENT
“Semua demi anak. Kita berjuang demi anak, anak berjuang demi masa depan,” imbuh perempuan asal Cengkareng itu.
Dalam hidup ini, Ana memegang sebuah prinsip kemandirian. Dia mampu membayar sekolah, makan, dan tempat tinggalnya karena prinsip tersebut. Meski, setiap harinya tubuh Ana harus dipenuhi cucuran keringat akibat lelah berjualan.
“Ya kalau kita tergantung sama orang, orang itu tumbang kita jatuh ya kan,” tegas Ana sambil mengepalkan tangannya.