Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Parlemen Israel (Knesset) pada Rabu (23/12/2020) dibubarkan. Langkah ini diambil setelah koalisi pemerintah gagal mengesahkan anggaran belanja untuk 2021.
ADVERTISEMENT
Koalisi pemerintahan yang berisi kubu konservatif dari Partai Likud dan kelompok tengah Partai Biru Putih diliputi perselisihan dan rasa saling tak percaya. Pemimpin Likud Benjamin Netanyahu dan Ketum Biru Putih yang juga Menhan Benny Gantz sempat bersaing memperebutkan kursi PM.
Dengan pembubaran Knesset, Israel segera menggelar pemilu pada Maret 2021. Bila pemilu itu terwujud, maka ini akan menjadi pemilihan keempat dalam dua tahun terakhir.
Pembubaran parlemen sudah dikonfirmasi oleh jubir Knesset, Uri Michael. Dia juga membenarkan penyebab pembubaran karena masalah pembahasan anggaran belanja.
“Kegagalan itu secara resmi menyebabkan pembubaran parlemen,” kata Michael seperti dikutip dari AFP.
Hampir tidak pernah ada kata sepakat dalam pembentukan koalisi pembentukan pemerintah dari dua partai besar itu. Namun, pada April 2020 ini Gantz akhirnya mau untuk bergabung bersama Netanyahu untuk membentuk pemerintahan Israel.
Salah satu alasan pembentukan pemerintahan karena perjanjian politik antara Netanyahu dan Gantz. Netanyahu akan berkuasa di Israel selama 18 bulan. Setelah itu, pada November 2021 Gantz akan menduduki posisi PM.
ADVERTISEMENT
Sepanjang perjalanan sejak koalisi terbentuk, Gantz kerap menyerang kubu Netanyahu dan Yahudi konservatif. Dalam satu kesempatan Gantz pernah berkata tak akan pernah percaya pada Netanyahu.
Netanyahu membalas Gantz dengan menolak menyetujui usulan anggaran belanja yang diajukan Biru Putih. Buntut penolakan Netanyahu adalah pembubaran parlemen yang membuat mereka akan kembali berhadapan pada Pemilu 2021 mendatang.