Pasukan ECOWAS Diminta Siap Siaga Serang Niger

11 Agustus 2023 9:54 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tentara Nigeria bagian dari pasukan Masyarakat Ekonomi Negara Afrika Barat (ECOWAS) berlatih. Foto: Michele Cattani / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Tentara Nigeria bagian dari pasukan Masyarakat Ekonomi Negara Afrika Barat (ECOWAS) berlatih. Foto: Michele Cattani / AFP
ADVERTISEMENT
Blok regional Afrika Barat (ECOWAS) pada Kamis (10/8) meminta tentara siaga untuk menyerbu Niger. Opsi itu diambil setelah Niger gagal memenuhi tuntutan ECOWAS mengembalikan kekuasaan Presiden Mohamed Bazoum.
ADVERTISEMENT
Kudeta Niger, salah satu anggota ECOWAS, terjadi pada 26 Juli 2023 lalu. ECOWAS memberi waktu kepada Niger untuk memulihkan demokrasi sampai 6 Agustus 2023 lalu.
Niger menolak tuntutan ECOWAS malah menutup wilayah udara dan menyatakan siap melawan segala bentuk serangan asing.
Komite Kepala Staf Pertahanan Masyarakat Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS) dari negara-negara ECOWAS sebagaimana mereka berunding di Abuja, Nigeria mengenai kerusuhan politik di Republik Niger pada 2 Agustus 2023. Foto: Kola Sulaimon/AFP
ECOWAS kemudian menggelar KTT darurat di ibu kota Nigeria Abuja pada pekan ini. Blok itu menyatakan, akan menjatuhkan sanksi pada Niger hingga menyerbu negara tersebut.
"Belum ada opsi di atas meja yang kami ambil, termasuk penggunaan kekuatan sebagai pilihan terakhir," kata Presiden Nigeria Bola Tinubu seperti dikutip dari Reuters.
"Saya harap lewat upaya bersama kami bisa membawa resolusi damai sebagai roadmap untuk memulihkan demokrasi dan stabilitas di Niger," sambung dia.
ADVERTISEMENT
Konvoi FAMA (Angkatan Bersenjata Mali) mengawal kendaraan Presiden Foto: Michele Cattani / AFP
Sementara lewat pernyataan resmi bersama, salah resolusi yang dicapai pada KTT Abuja adalah meminta seluruh panglima negara anggota ECOWAS mengaktifkan status siaga pasukan terhadap semua elemen pendukung sesegera mungkin.
Meski pasukan sudah dalam posisi siaga, sejumlah analisis keamanan di Afrika memandang bahwa pengumpulan pasukan akan memakan waktu lama. Sehingga ruang untuk negosiasi masih terbuka.