Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Pasukan Pemberontak Myanmar Klaim Rebut Kendali atas Kota Pelabuhan di Rakhine
25 Januari 2024 16:38 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Salah satu kelompok etnis minoritas bersenjata di Myanmar , Tentara Arakan (AA), mengeklaim telah merebut kendali atas kota pelabuhan yang terletak di Negara Bagian Rakhine, Pauktaw.
ADVERTISEMENT
Ini merupakan babak baru dari pemberontakan tiga kelompok etnis bersenjata yang tergabung dalam aliansi Three Brotherhood Alliance terhadap pemerintahan junta militer sejak Oktober 2023 lalu.
Dikutip dari AFP, klaim atas keberhasilannya merebut kendali atas Kota Pauktaw disampaikan AA pada Rabu (24/1) malam. Dijelaskan, AA telah sepenuhnya menguasai Pauktaw — kota berpopulasi 20 ribu jiwa yang berjarak 25 km dari Ibu Kota Negara Bagian Rakhine, Sittwe.
Pelabuhan yang terletak di Sittwe menjadi sangat penting, sejak India hendak memperdalam kerja sama ekonomi dengan Myanmar hingga berinvestasi cukup besar melalui pembangunan pelabuhan tersebut.
"Para pejuang dari sebuah kelompok bersenjata etnis minoritas Myanmar telah menguasai sebuah kota pelabuhan setelah lebih dari dua bulan terlibat bentrokan sengit dengan pasukan junta," kata AA.
ADVERTISEMENT
Adapun AA sempat merebut kendali Pauktaw pada November lalu dalam waktu singkat, sebelum akhirnya direbut lagi oleh junta.
Pada awal pekan ini, sumber yang dekat dengan AA mengungkapkan bahwa pesawat-pesawat tempurnya sedang menjalankan operasi penyisiran di Pauktaw.
Pernyataan di awal pekan ini kemudian disusul oleh laporan AA yang menyebut bahwa sedang terjadi bentrokan intens dengan junta di wilayah tersebut hingga beberapa hari setelahnya.
"Bentrokan intens sedang berlangsung di kota Mrauk-U, Minbya, Kyauktaw dan Rathedaung di Rakhine," bunyi pernyataan AA.
Terjadinya kekerasan ini dikonfirmasi oleh salah seorang warga lokal, yang berbicara secara anonim. "Junta militer menggunakan artileri dan kapal angkatan laut untuk membombardir kota itu hampir setiap hari sejak saat itu, dan menghujani kota itu dengan tembakan dari helikopter," ujarnya.
Selama bertahun-tahun, AA telah berperang untuk bisa mendapatkan kekuasaan yang lebih luas bagi etnis minoritas yang tinggal di Negara Bagian Rakhine. AA tak lain adalah salah satu dari puluhan kelompok bersenjata etnis minoritas yang memerangi junta militer sejak negara ini merdeka dari Inggris pada 1948.
ADVERTISEMENT
Jika AA menginginkan daerah kekuasaan yang lebih besar, maka ada kelompok-kelompok dari etnis minoritas lainnya yang punya ambisi lebih sederhana — seperti menginginkan hak bisa menjalankan bisnis batuk giok, obat-obatan, dan kayu yang menguntungkan di wilayah mereka.