Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Sejak memutuskan untuk berkoalisi dengan pemerintah tahun 2014, Partai NasDem selalu konsisten mendukung Joko Widodo (Jokowi). Bahkan di Pilpres 2019, Jokowi kembali mendapat sokongan dari partai besutan Surya Paloh itu.
ADVERTISEMENT
Namun belakangan, NasDem menunjukkan sikap berbeda. Beberapa waktu terakhir, NasDem merangkul PKS, yang notabene sebagai oposisi Jokowi. Manuver NasDem bahkan disorot Jokowi dan menyindir Paloh dalam HUT Golkar, Rabu (6/11) malam.
Wasekjen PDIP Eriko Sotarduga melihat sikap Paloh sebagai strategi menuju Pilpres 2024 mendatang. Dia menilai, manuver Paloh yang mulai bersafari politik ke oposisi, bisa menjadi sinyal NasDem untuk menata calon mereka di 2024.
"Kalau saya secara pribadi menganggap hal ini sebagai hal yang wajar, bagian strategi menghadapi 2024. Artinya sekarang sudah ada ancang-ancang, sudah ada seperti apa," kata Eriko di gedung DPR, Kamis (7/11).
Menurutnya, sikap NasDem dilakukan untuk melihat respons masyarakat atas beberapa pihak yang dipilihnya. Sementara terkait sindiran Jokowi, Eriko menilai Jokowi ingin mengingatkan Paloh bahwa mereka akan bersama hingga akhir 2024. Meski, 5 tahun mendatang, Jokowi tak lagi mungkin ikut dalam pilpres.
ADVERTISEMENT
"Apalagi kalau bicara jujur, pak Jokowi ini periode terakhir. Tentunya nanti ke depan bagaimana, ini bagian strategi juga untuk melihat respons masyarakat. Begitu juga pak Jokowi ingin menyampaikan bahwa kita masih bersama-sama ini sampai 2024," ujarnya.
Dia kemudian menyerahkan ke masyarakat sepenuhnya atas sikap politik NasDem saat ini. Eriko yakin masyarakat dapat menilai sikap dan pilihan masing-masing partai.
"Kita semua di sini masyarakat bisa menilai seperti apa konsistensi masing-masing partai dalam koalisi, karena apapun ceritanya pengalaman kami, kan kami pernah di luar pemerintahan. Baru masyarakat menilai siapa yang paling konsisten apa yang dikatakan, kalau meminjam kata Bung Karno, apa hasil dan perbuatan menjadi satu," tuturnya.
Sindiran Jokowi untuk Paloh disampaikan saat Jokowi memberi sambutan dalam perayaan HUT Golkar, Rabu malam. Jokowi menyinggung Paloh yang tampak cerah usai bertemu Sohibul.
ADVERTISEMENT
"Wajahnya cerah setelah beliau berdua rangkulan dengan Sohibul Iman. Saya tak tahu maknanya apa, tapi rangkulannya tak biasa. Tidak bisa saya dirangkul seperti Pak Sohibul Iman," ujar Jokowi kepada Paloh yang turut hadir di lokasi.