Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pelaku Penembakan Eks PM Jepang Shinzo Abe Akan Segera Didakwa di Pengadilan
11 Januari 2023 5:36 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Pelaku penembakan terhadap eks Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada Juli 2022 lalu akan segera didakwa di pengadilan .
ADVERTISEMENT
Pelaku nantinya menghadapi tuduhan pidana yang berkaitan dengan pembunuhan dan penyalahgunaan senjata api.
Disadur dari berbagai sumber, media lokal Kyodo News melaporkan, pelaku yang bernama Tetsuya Yamagami (42 tahun) itu telah selesai menjalani periode evaluasi kejiwaannya di rutan Kota Osaka, pada Selasa (10/1).
“Masa penahanannya akan berakhir pada hari Jumat karena Pengadilan Distrik Nara telah memperpanjang dua kali masa evaluasi Yamagami karena jaksa penuntut umum telah meminta perpanjangan waktu dan pengadilan mengizinkannya berlanjut hingga hari Selasa,” demikian laporan Kyodo News, seperti dikutip dari Anadolu Agency.
Sejak 25 Juli 2022, Yamagami telah berada dalam periode evaluasi kejiwaan untuk menentukan apakah dia sehat secara mental untuk bertanggung jawab secara pidana atas perbuatannya menghabisi nyawa Abe.
Namun, hingga berita ini dirilis belum ada rincian lebih lanjut terkait jadwal sidang pertama Yamagami hendak diselenggarakan.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, insiden penembakan Abe terjadi pada 8 Juli 2022 — ketika pria yang dikenal dunia dengan kebijakan ekonomi ‘Abenomics’ itu sedang menyampaikan pidato dalam sebuah acara kampanye pemilihan umum di Kota Nara.
Yamagami melepaskan tembakan ke arah Abe dengan menggunakan senjata mirip senapan, yang ia rakit sendiri dengan bantuan tutorial dari Youtube.
Abe sempat berada dalam kondisi kritis, namun nyawanya tidak tertolong di rumah sakit. Ia kemudian wafat di usia 67 tahun.
Sementara itu, Yamagami menyerahkan diri di hari yang sama Abe terbunuh dan ditangkap polisi pada malam harinya. Dengan berakhirnya periode evaluasi Yamagami, maka kini dia dipindahkan dari rutan ke kantor polisi di daerah yang sama.
Dendam pada Gereja Unifikasi
Menurut sumber investigator setempat, motif pembunuhan Abe berakar pada rasa dendam terhadap Gereja Unifikasi.
ADVERTISEMENT
Kelompok ini merupakan salah satu gerakan keagamaan yang pertama kali didirikan di Korea Selatan pada 1954 dan memiliki afiliasi di berbagai negara.
Gereja Unifikasi kerap meminta sumbangan dalam jumlah besar kepada para pengikutnya, namun banyak yang mempertanyakan ke mana dana tersebut dipergunakan. Kelompok ini juga terkenal secara global lantaran telah menikahkan massal ribuan pasangan.
Kelompok penganut aliran agama ini kemudian didirikan di Jepang pada 1968 dengan dukungan Abe serta mantan Perdana Menteri Jepang Nobusuke Kishi. Bagi sebagian besar orang, khususnya di Jepang — Gereja Unifikasi dianggap sebagai aliran sesat atau sekte.
Pemahaman ini pula yang memicu dendam Yamagami, lantaran perekonomian keluarganya hancur berantakan usai ibunya terus-menerus memberikan sumbangan dalam jumlah besar kepada afiliasi Gereja Unifikasi di Jepang.
ADVERTISEMENT
“Dia menargetkan Abe dengan keyakinan bahwa mantan perdana menteri itu memiliki hubungan dengan kelompok tersebut,” kata sumber tersebut.
Sehari sebelum menyerang Abe, Yamagami juga diketahui berupaya menargetkan serangan di sebuah bangunan yang berkaitan dengan gerakan Gereja Unifikasi.
Salah satunya yang diduga terlibat adalah pemimpin Jepang saat ini, Perdana Menteri Fumio Kishida, yang menghadapi penurunan tingkat kepercayaan dan reputasi di kalangan masyarakat secara drastis.
Imbasnya, satu per satu menteri anggota kabinet Kishida pun mengundurkan diri.
Sejak kematian Abe pula, otoritas Tokyo mengesahkan RUU yang melarang setiap organisasi untuk meminta sumbangan dana dengan tujuan terselubung.
RUU itu disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat pada Desember 2022 lalu dan saat ini sedang berada dalam tahap pembahasan di Dewan Penasihat (majelis tinggi).
ADVERTISEMENT