Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pelaku Penembakan Las Vegas Penggila Poker, Malam Berjudi Siang Tidur
10 Oktober 2017 9:59 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
ADVERTISEMENT
Latar belakang kehidupan pelaku pembunuhan massal di Las Vegas Stephen Paddock mulai terungkap satu per satu. Dalam sebuah pengakuannya yang terdokumentasikan, Paddock mengklaim diri sebagai penggila judi dan kerap menenggak obat penenang jenis valium.
ADVERTISEMENT
Pengakuan ini disampaikannya dalam pernyataan pengadilan tahun 2013 yang diperoleh CNN pada Senin (9/10). Pernyataan ini dibuat pria 64 tahun ini terkait gugatannya untuk Cosmopolitan Hotel karena dia terpeleset dan terluka di hotel itu pada 2011.
Dalam pernyataan setebal 97 halaman yang telah diserahkan kepada FBI itu, Paddock mengaku sebagai "pemain video poker terbesar di dunia".
"Tidak ada yang bermain selama dan sepanjang yang saya lakukan. 14 jam sehari, 365 hari per tahun. Saya berjudi di malam hari, tidur di siang hari," kata Paddock dalam dokumen tersebut.
Setiap kali memencet tombol di mesin judi, Paddock mengaku menang antara 100 hingga 1.350 dolar AS. Dia sesumbar, setiap malam dia menang setidaknya satu juta dolar. Tidak hanya di Vegas, dia juga keliling untuk berjudi di California, Texas, dan Florida.
ADVERTISEMENT
Dia kebanyakan tidur di hotel yang memberikan fasilitas kamar gratis bagi pejudi besar, sekitar tiga pekan dalam sebulan. Biasanya dia ke kasino menggunakan celana sweat pants Nike hitam dan sandal jepit.
Walau uangnya banyak, tapi dia juga mengaku dirinya pelit. Dia membawa sendiri miras gratis dari kamarnya ketimbang membelinya di kasino agar tidak perlu keluar uang tip bagi pelayan.
Paddock juga mengaku menenggak pil valium yang diberikannya oleh psikolog langganannya. Efek samping valium adalah marah, agresif, dan mudah tersinggung. Belum diketahui kapan terakhir dia menenggak obat ini.
Dia diketahui memiliki beberapa rumah di AS dan tidak punya asosiasi dengan kelompok politik, radikal, atau organisasi pengujar kebencian.
Hingga kini polisi masih belum mengetahui motif penembakan yang dilakukan oleh Paddock pada 1 Oktober lalu. Dari jendela kamar hotelnya di lantai 32, Paddock menembaki orang-orang di jalanan, menewaskan 58 orang dan melukai hampir 500 lainnya.
ADVERTISEMENT
Paddock ditemukan tewas bunuh diri ketika polisi merangsek masuk ke kamar hotelnya. Dalam perkembangan penyelidikan, diketahui dia menembak seorang petugas keamanan sebelum melancarkan aksinya.
Ini adalah kasus penembakan massal terburuk dalam sejarah Amerika Serikat.