Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Suara peluit terdengar nyaring dari halaman Wihara Dharma Bhakti di kawasan Petak 9, Glodok, Jakarta Barat, saat perayaan Imlek 2020. Halaman wihara yang semula lengang mulai disesaki masyarakat yang datang dari luar wihara.
ADVERTISEMENT
Mereka adalah pengemis yang berasal dari berbagai wilayah. Jumlahnya mencapai ratusan.
Kedatangan mereka untuk menerima angpau dari para umat Buddha yang datang ke wihara untuk sembahyang merayakan imlek . Hal itu sudah menjadi tradisi setiap perayaan pergantian tahun dalam penanggalan Tionghoa.
Di Wihara Dharma Bhakti, pembagian angpau imlek dilakukan secara terkoordinasi. Umat yang ingin bersedekah bisa memberikan uang melalui baskom yang berada di halaman wihara. Nantinya uang yang telah terkumpul itu dibagikan rata oleh petugas Iinmas yang berjaga kepada para pengemis yang telah berbaris.
"Jadi kalau ada peluit mereka kumpul nih. Kita suruh duduk berbaris, kalau udah rapi baru kita bagi rata," kata Ahdori salah satu petugas linmas yang berjaga di sana, Sabtu (25/1).
Pantauan kumparan, setiap orang mendapatkan Rp 4 ribu. Jumlah ini tidak tentu, Ahdori mengatakan kadang orang dewasa mendapatkan Rp 5 ribu, sementara yang anak-anak mendapatkan Rp 2 ribu. Itu tergantung dari uang yang diberikan oleh donatur.
ADVERTISEMENT
"Kalau ada donatur yang bos mau bagi sendiri juga boleh. Biasanya kita cuma ngawalin aja. Biar nggak ricuh," kata Ahdori.
Ahdori mengatakan, menghindari ricuh juga jadi alasan wihara menerapkan sistem terkoordinasi tersebut. Sistem model itu sudah diterapkan sejak beberapa tahun lalu.
Benar saja, saat ada donatur yang membagikan sendiri uangnya keributan pun terjadi. Pengemis yang duduk di halaman sana langsung mengerubungi orang tersebut. Beruntung peristiwa itu mereda setelah petugas meminta masyarakat untuk tertib.
Terkait para pengemis, Ahdori mengatakan mereka datang sejak Jumat (24/1) malam. Namun jumlahnya bertambah drastis pada pagi tadi.
"Besok juga (pengemisnya) sudah nggak ada," kata Ahdori.