Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pembocor Dokumen Rahasia AS Bermasalah, Berupaya Musnahkan Barbuk
27 April 2023 13:08 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Tersangka pembocoran dokumen militer rahasia milik Amerika Serikat menghadapi tuntutan baru dari kejaksaan federal, pada Rabu (26/4).
ADVERTISEMENT
Dia dilaporkan memiliki riwayat melakukan ancaman kekerasan, sempat menggunakan fasilitas pemerintah untuk menyelidiki penembakan massal di AS, dan memusnahkan bukti-bukti kejahatannya.
Dikutip dari Reuters, informasi itu dijabarkan oleh Kementerian Kehakiman AS dalam sebuah berkas tuntutan setebal 48 halaman yang mencakup penemuan FBI dari hasil penggeledahan di kediaman tersangka, Jack Douglas Teixeira.
Dalam berkas tersebut — yang juga berisi foto-foto kamar tidur Teixeira, ditemukan sebuah komputer portabel milik pemerintah yang sudah hancur, sebuah laptop, dan sebuah game console di tempat sampah.
Berkas itu mengatakan bahwa pada Juli 2022, Teixeira sempat menggunakan komputer portabel itu untuk menelusuri serangkaian insiden penembakan massal terkenal di AS.
Dia menggunakan istilah pencarian seperti ‘Uvalde’, ‘Ruby Ridge’, dan ‘penembakan di Las Vegas’.
Dalam memo penahanannya, jaksa penuntut federal mengatakan, Teixeira pada Februari 2022 mulai mengakses ratusan dokumen rahasia yang tidak berkaitan dengan pekerjaannya sebagai pilot di Garda Nasional Udara AS (National Guard of the United States).
ADVERTISEMENT
Pemuda berusia 21 tahun ini, sambung memo tersebut, mulai memposting beberapa informasi rahasia di media sosial sejak Desember 2022.
Jaksa penuntut menambahkan, mereka berhasil menemukan bukti bahwa Teixeira mengakui kepada sesama pengguna online bahwa informasi yang dia posting bersifat rahasia.
Dalam sebuah percakapan di forum obrolan yang disertakan dalam berkas tuntutan, Teixeira ditanya apakah informasi yang dia posting adalah rahasia.
“Semua yang telah saya katakan kepada kalian sampai saat ini adalah rahasia,” tulis dia.
Selain itu, jaksa penuntut mengatakan bahwa mereka telah menemukan bukti bahwa Teixeira menginstruksikan para pengguna online lainnya untuk menghapus semua pesan yang berkaitan dengan informasi rahasia tersebut.
Adapun dokumen militer rahasia AS yang bocor ini mencakup berbagai informasi sensitif, tak hanya berkaitan dengan keamanan nasional dalam negeri saja, tetapi juga tentang sekutu dan musuh AS — mulai dari sistem pertahanan udara Ukraina hingga agen intelijen Mossad di Israel.
ADVERTISEMENT
Riwayat Remaja Bermasalah
Terlepas dari bukti bahwa Teixeira mencoba menghalangi bukti dan mempengaruhi saksi dalam kasus ini, jaksa penuntut mengatakan dia sudah memiliki riwayat bermasalah sejak masa remajanya.
Ketika Teixeira berusia 18 tahun, kata jaksa penuntut, dia berusaha mengajukan kartu identifikasi kepemilikan senjata api.
Namun, pengajuan itu ditolak akibat komentar yang ia buat ketika masih SMA terkait dengan senjata, termasuk bom molotov, senjata di sekolah, dan ancaman rasial.
Teixeira juga dilaporkan sempat membuat komentar-komentar bernada kekerasan di media sosial tentang pembunuhan. Salah satunya adalah unggahan pada November 2022.
Menyusul hasil penemuan terbaru itulah, jaksa penuntut federal menilai bahwa ancaman kekerasan dan upaya pemusnahan barang bukti yang dilakukan Teixeira, telah memperparah risiko pelarian dan bahayanya.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, dalam memonya jaksa penuntut menegaskan bahwa Teixeira harus ditahan hingga jadwal persidangan berikutnya telah tiba.
“Kerusakan yang telah ditimbulkan oleh terdakwa terhadap keamanan nasional AS sangat besar. Kerusakan yang masih dapat ditimbulkan oleh terdakwa sangat luar biasa,” jelas jaksa penuntut.
“Tidak ada syarat pembebasan yang dapat ditetapkan yang akan menjamin kehadirannya di masa depan pada proses pengadilan atau keselamatan masyarakat. Dia [Teixeira] harus ditahan,” sambung dia.
Selanjutnya, jaksa penuntut akan menyampaikan tuntutan penahanan tersebut kepada hakim pengadilan di Worcester, Massachusetts, pada Kamis (27/4) sore waktu setempat.
Pada awal bulan ini, Teixeira sempat didakwa dengan dua tuduhan berat.
Pertama, dia dituduh melanggar Undang-Undang tentang Spionase terkait dengan penyalinan dan pengiriman materi pertahanan sensitif secara tidak sah, dan tuduhan kedua terkait dengan pemindahan materi militer rahasia secara ilegal ke lokasi yang tidak sah.
ADVERTISEMENT
Pengacara Teixeira belum mengomentari kasus ini lebih lanjut. Namun, dia diperkirakan akan mengajukan argumen pada sidang hari Kamis bahwa kliennya tidak boleh ditahan sebelum persidangan.
Jika Teixeira terbukti bersalah, jaksa penuntut mengatakan bahwa dia terancam hukuman hingga 25 tahun penjara.