Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Data terbaru menunjukkan ada 157 TKA China yang tiba di Indonesia. Kedatangan TKA China di tengah pemberlakuan larangan mudik dan penanganan pandemi virus corona di Indonesia yang terus berjalan dikritik banyak pihak.
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi Kesehatan DPR Nurhadi menilai hadirnya TKA China dapat menimbulkan kegaduhan. Oleh karena itu, ia meminta agar kehadiran TKA China dihentikan sementara.
"Seharusnya jika yang di dalam negeri saja ada pembatasan berpergian, yang dari luar negeri juga harusnya sama perlakuannya, bahkan lebih ketat pembatasannya," kata Nurhadi saat dimintai tanggapan, Selasa (18/5).
"Saran saya lebih baik diberhentikan dulu masuknya TKA ke dalam negeri. Walaupun hari ini sudah berakhir waktu larangan mudik," tambahnya.
Ke depan, politikus NasDem ini berharap pemangku kepentingan bisa koordinasi dengan baik sebelum membuat rumusan kebijakan.
"Kita bisa melihat lemahnya koordinasi antar lembaga pemerintah dalam mengani pandemi COVID-19. Rakyat yang dirugikan dan bisa gagal tujuan presiden dalam penekanan penyebaran COVID-19 serta percepatan pemulihan ekonomi," beber Nurhadi.
ADVERTISEMENT
Nurhadi juga mengingatkan mutasi virus corona sebagai fakta yang harus disikapi dengan serius oleh pemerintah.
"Kita sudah mendengar di mana kasus varian baru COVID-19 sudah masuk di wilayah Indonesia yang dibawa oleh pekerja migran maupun warga asing yang berkunjung ke Indonesia," pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal memprotes masuknya TKA China di tengah pandemi corona. Ia menyebut kelonggaran itu sebagai ironi dan buruh menolak keras kebijakan tersebut.
"Lagi-lagi TKA digelar karpet merah oleh pemerintah. Ini sangat menciderai rasa keadilan buruh Indonesia. Begitu mudah TKA sekarang melenggang kangkung, mereka berani carter pesawat karena mereka punya keyakinan tak akan ditolak di Indonesia," ujar Said Iqbal dalam virtual conference, Minggu (16/5).
ADVERTISEMENT