Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Fethullah Gulen adalah ulama karismatik dan berpengaruh di Turki. Dia dituduh menjadi dalang dari kudeta militer pada 2016. Namun, Gulen membantah tuduhan tersebut.
Pada 2016, sebuah buku matematika dilarang karena menampilkan inisial Gulen, yakni FG, dalam sebuah soal pertanyaan. Lalu, sebanyak 1,8 juta buku pelajaran dihancurkan dan dicetak ulang karena menjelaskan tempat tinggal Gulen.
Tidak hanya buku-buku saja yang dihancurkan. Sejak 2016, sebanyak 200 outlet media telah ditutup, 29 penerbit ditutup, 80 penulis diinvestigasi, serta 5.822 akademisi dari 118 universitas negeri dipecat.
"Hanya dalam tiga tahun, penerbit di Turki telah hancur, 29 penerbit ditutup dengan alasan menyebarkan propaganda teroris," kata organisasi internasional untuk penulis, PEN International dan PEN English, lewat pernyataan tertulis, dilansir The Guardian, Selasa (7/8).
Data dari PEN English menunjukkan bahwa setelah keadaan darurat dan percobaan kudeta gagal di 2016, Turki mengalami gejala krisis kebebasan berekspresi.
ADVERTISEMENT
"Pemerintah telah secara dramatis meningkatkan pengaruhnya terhadap media dan penerbitan, mereka membungkam suara-suara kritis," ujar PEN.
"Kami menyerukan pihak-pihak berwenang Turki untuk membuka kembali rumah-rumah penerbitan yang independen, untuk menghentikan tindakan keras mereka terhadp kebebasan berekspresi, yang hingga kini dibatasi" kata PEN.