Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Berdasarkan survei Litbang Kompas pada 29 November–4 Desember 2023, hampir 30% dari 1.364 responden mereka belum menentukan pilihan. Persisnya 28,7%. Trennya meningkat dari survei-survei terdahulu yang digelar Kompas sejak 2022.
Angka undecided voters tersebut lebih tinggi dari elektabilitas Anies-Muhaimin (16,7%) dan Ganjar-Mahfud (15,3%)—masih dalam survei yang sama.
Yang menarik, bukan hanya angka undecided voters yang tinggi, tapi juga swing voters—kelompok pemilih sejatinya sudah punya pilihan capres-cawapres, namun berpotensi berubah.
Hasil survei Indikator Politik Indonesia pada September 2023 misalnya menunjukkan bahwa 30,5% dari 1.200 responden mereka adalah swing voters.
Ceruk undecided voters dan swing voters itulah yang dibidik capres-cawapres. Masing-masing kubu yakin bisa memengaruhi para pemilih bimbang itu untuk mengalihkan dukungan ke calon mereka. Salah satunya melalui debat capres.
“Kalau melihat debat, orang bisa semakin yakin. Dan debat itu kan ditonton sekian juta masyarakat Indonesia. Mudah-mudahan [memilih AMIN], kami doakan,” kata Kapten Timnas Anies-Muhaimin, Muhammad Syaugi Alaydrus, mengemukakan harapan AMIN untuk merebut suara pemilih bimbang.
Ketua Dewan Pakar TPN Ganjar-Mahfud, Sandiaga Uno, tak ketinggalan mencoba mengambil hati pemilih bimbang dengan menyamakan Ganjar dan Jokowi. Musababnya, segmen pemilih Ganjar ialah pemilih Jokowi di Pilpres 2014 dan 2019. Segmen tersebut sama dengan Prabowo sehingga tim Ganjar perlu upaya ekstra.
“Pak Ganjar ini Jokowi 3.0 atau Jokowi versi 2024,” ucap Sandi.
Gibran, cawapres Prabowo yang juga putra sulung Jokowi, juga optimistis mendapat suara swing voters dan undecided voters.
“Yang belum menentukan pilihan memang banyak. Mungkin sebagian besar masih menunggu debat. Kita tunggu saja 1–2 bulan ini progresnya,” kata Gibran.
Pemilih Bimbang Menimbang-nimbang, Pendukung Sejati Tak Terpengaruh
Merujuk hasil survei Litbang Kompas, sebagian besar pemilih yang belum menentukan sikapnya berasal dari kalangan Gen Z dan milenial (50,1% dari total undecided voters). Artinya, anak-anak muda ini harus direbut hatinya jika ingin menaikkan peluang menang pilpres.
Sejumlah pemilih bimbang setidaknya terpengaruh oleh hasil debat capres perdana pada 12 Desember 2023. Nazwa dan Ayu, mahasiswi di Jakarta yang semula mendukung Prabowo Subianto , kini mengalihkan dukungan ke Anies Baswedan .
“Kalau Pak Anies ngejelasin tuh benar-benar langsung ke intinya dan enggak banyak janji,” kata Nazwa yang langsung merasa lebih sreg dengan Anies usai melihat performanya dalam debat.
Sejumlah mahasiswa lain di universitas berbeda yang belum menentukan pilihan, kini juga jadi yakin untuk tidak memilih Prabowo-Gibran.
“Karena kami anak Fakultas Hukum, kami menyayangkan soal etik dan putusan MK [terkait syarat capres-cawapres]. Mungkin nanti kami lihat dulu debat cawapresnya [sebelum memutuskan mendukung siapa],” ucap Anton dan kawan-kawannya.
Tentu tak semua pemilih muda tergolong bimbang. Hartama, mahasiswa semester 7 yang sejak awal condong memilih Prabowo, tak terpengaruh dengan debat capres meski ia menyayangkan sikap Prabowo yang tak bisa menahan emosi.
“Kelihatannya dalam beberapa kesempatan, paslon nomor 2 ini agak kebawa emosi. Istilahnya not in good composure—tidak dapat menahan emosi,” katanya.
Namun, karena menganggap visi-misi maritim Prabowo lebih jelas dari dua paslon lainnya, Hartama yang mempelajari hukum maritim akhirnya tetap cenderung memilih Prabowo.
“Karena kita negara maritim, dan background Prabowo militer dan Menhan, jadi mungkin bisa meningkatkan pertahanan maritim,” ujar Hartama yang menyebut pilihannya itu tidak dipengaruhi oleh gimik gemoy yang kerap ditampilkan Prabowo.
Sementara Rebecca, mahasiswa universitas swasta, belum juga menentukan pilihan meski telah menonton debat capres pertama. Menurutnya, belum ada ucapan capres yang betul-betul konkret dan jelas.
“Aku mau minta referensi dari yang lain dulu sambil baca-baca,” ucap Rebecca.
Peneliti Populi Center Dimas Ramadhan menyatakan, mayoritas swing voters dan undecided voters berasal dari kalangan pemilih yang sophisticated. Mereka terdidik, biasanya tinggal di perkotaan, dan dipengaruhi beberapa pertimbangan situasional dalam membuat keputusan.
“Misalnya, ‘Oke deh, saya kayaknya cocok sama gayanya Pak Prabowo,’ atau ‘Saya seneng nih sama Anies yang kelihatannya pintar,’ atau ‘Okelah, saya masih tunggu debat selanjutnya, sementara saya pilih Anies.’ Itu kan masih bisa berubah juga,” ujar Dimas.
Pada dasarnya, pemilih bimbang menanti level bahasan yang lebih konkret. Semisal semua capres bicara soal pembukaan lapangan pekerjaan, tapi tak satu pun menjelaskan tentang detail teknis atau cara yang akan ditempuh untuk program tersebut, sehingga ini tak memuaskan hati pemilih bimbang.
Begitu pula untuk pemilih bimbang yang memedulikan iklim investasi atau tren inflasi. Bagi mereka, capres yang lebih problematik tak bakal mereka pilih.
“Ada hal-hal spesifik yang diperhatikan segmen pemilih spesifik yang sebenarnya tidak terlalu banyak,” kata Dimas.
Dimas menyimpulkan, meski debat capres-cawapres berpengaruh ke pemilih, namun tidak signifikan.
“Karena pada akhirnya kita bicara soal elektabilitas di antara paslon. Gap Pak Prabowo dibanding calon lain sudah cukup jauh,” ucap Dimas.
Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro, mengatakan bahwa dari temuan survei lembaganya, jumlah undecided voters amat kecil, hanya 6%, tak sebanding dengan strong voters atau pendukung sejati para paslon.
Sebanyak 81% pendukung Prabowo misalnya menyatakan tak bakal pindah pilihan (strong voters). Demikian pula 78% pendukung Ganjar dan 75% pendukung Anies berteguh pada pilihan mereka.
Survei Indikator Politik ini digelar pada 23 November–1 Desember 2023, mengambil sampel 1.200 responden, dengan margin of error ±2,9% dan tingkat kepercayaan 95%.
Namun, angka undecided voters 6% dari survei Indikator Politik itu memang berbeda jauh dengan hasil survei Litbang Kompas yang menunjukkan undecided voters mencapai 28,7% dari total responden mereka.
Beda lagi dengan hasil survei Poltracking Indonesia pada periode yang hampir sama, 29 November–5 Desember 2023, yang memperlihatkan strong voters (tidak akan mengubah pilihan) di angka 49,2%; swing voters (masih mungkin mengubah pilihan) di angka 37,6%; dan undecided voters (tidak tahu) di angka 13,2%.
Klaim Sukses Ketiga Kubu Capres
Usai debat capres perdana, kubu AMIN menyatakan puas dengan performa Anies.
“Mas Anies bisa memberikan jawaban, menjelaskan visi-misi, dan menunjukkan bahwa beliau adalah orang yang matang dalam memimpin,” kata Jubir AMIN Usamah Abdul Aziz.
AMIN juga senang melihat respons positif dari warganet terhadap Anies.
“Kalau lihat polling siapa yang menang di medsos, sebagian besar bilang Anies Baswedan. Itu jadi indikator kita perform,” kata Aziz.
Ia jadi yakin Anies-Muhaimin akan lolos ke putaran kedua Pilpres dengan setidaknya mengantongi 35% suara sesuai target mereka.
Kubu Ganjar Pranowo juga merasa puas dengan debat perdana tersebut meski mereka mengakui keunggulan Anies yang mampu menguasai panggung.
“Anies juga cukup taktis dalam debat, tapi Ganjar unggul di substansi,” ucap Ammarsjah Purba, Wakil Ketua TPN Ganjar-Mahfud.
Ia sadar, pada survei Litbang Kompas terbaru, elektabilitas Ganjar-Mahfud kalah dibanding kelompok undecided voters. Ini jadi alarm bagi mereka untuk menggencarkan gerakan di kalangan akar rumput.
Kubu Ganjar berencana melakukan pendekatan yang lebih konservatif dengan melakukan kontak langsung dengan masyarakat di daerah-daerah. Mereka yakin pemilu tetap akan berlangsung dua putaran.
Keunggulan juga diklaim kubu Prabowo. Meski dicecar Anies dan Ganjar dalam debat, timses Prabowo tidak menemukan pergeseran pendukung dalam survei cepat yang mereka lakukan usai debat.
“Kita punya jaringan juga dan kita setelah itu juga kan ngecek juga gimana nih respons. Enggak ada tuh yang berpindah, enggak ada yang mereka menyesal, malah yang ada kita dapat tambahan suara,” kata Arief Rosyid, Komandan TKN Fanta Prabowo–Gibran.
Menurutnya, Prabowo menunjukkan kebesaran hati dan patriotismenya dalam debat, termasuk ketika ia memanggil Anies dengan sapaan “Mas Anies” kala menjawab pertanyaan.
Sementara soal serangan yang menyudutkan Prabowo seperti isu pelanggaran HAM dan kontroversi putusan MK ayas syarat capres-cawapres yang meloloskan Gibran, menurut TKN kerap diulang-ulang sehingga kubu Prabowo merasa tak perlu melawan tudingan tersebut.
“Sejak awal kami enggak mau terjebak dalam saling menyerang. Makanya Mas Gibran di banyak kesempatan bilang, ‘Kalau kita dicaci maki, senyumin aja.’ Kalau itu dianggap sebagai strategi, ya terserah penilaian publik,” ucap Rosyid.
Kini, untuk menggaet pemilih bimbang, Rosyid akan berangkat ke Jawa Tengah dan daerah-daerah lain untuk berkampanye. Kawasan perdesaan akan menjadi sasaran kampanye darat (turun langsung menemui warga), sedangkan kawasan perkotaan akan jadi target kampanye udara melalui media sosial.
“Kalau di kota-kota besar ya 60% kampanye medsos–40% kopi darat. Kalau di daerah tier dua, 50% medsos–50% kopdar. Di daerah tier tiga, 30% medsos–70% serangan darat,” jelas Rosyid.
“Karena enggak mungkin pakai sosmed saja. Kami ingin sapu bersih undecided voters,” tutupnya.