Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Pemilu di Malaysia, Usia Minimal Pemilih Diturunkan Dari 21 ke 18 Tahun
19 November 2022 14:51 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Penduduk Malaysia mulai memadati Tempat Pemungutan Suara (TPS) di berbagai negara bagian untuk memilih anggota parlemen majelis rendah, pada Sabtu (19/11).
ADVERTISEMENT
Penampakan unik dari pemilu kali ini adalah, untuk pertama kalinya batas usia pemilik hak suara ditetapkan minimal 18 tahun.
Melansir dari BBC, jumlah pemilik hak suara kali ini terdaftar sebanyak 21 juta orang — 6,23 juta di antaranya merupakan pemilih baru.
Meningkatnya angka pemilih dikarenakan adanya sistem pendaftaran otomatis bagi warga yang memenuhi syarat, serta kebijakan terbaru yang untuk pertama kalinya menetapkan usia minimal pemilih — semua 21 tahun, kini menjadi 18 tahun.
Terdapat 1,4 juta pemilih berasal dari kelompok usia 18-20 tahun, yang disebut sebagai Undi18. Menurut keterangan dari Suruhanjaya Pilihan Raya Malaysia (SPRM) atau di Indonesia dikenal dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU), TPS yang disediakan telah mencapai 8.958 dan tersebar di berbagai wilayah — biasanya ditempatkan di gedung sekolah-sekolah.
ADVERTISEMENT
“TPS dibuka dari pukul 08.00 hingga 18.00 untuk wilayah Semenanjung, dan pukul 07.30 sampai 17.30 untuk wilayah Sabah dan Sarawak,” ujar Sekretaris SPRM, Indera Ikmalrudin.
Sejumlah 21 juta pemilik suara yang tercatat di SPRM tersebut akan memilih anggota parlemen untuk menduduki ke-222 kursi parlemen Malaysia yang ada secara langsung. Terdapat 945 calon kandidat yang berkompetisi untuk merebut suara mayoritas di parlemen saat ini.
Partai atau koalisi partai politik yang memenangkan sedikitnya 112 kursi maka berhak untuk membentuk kabinet pemerintahan baru dan menunjuk perdana menteri.
Di saat bersamaan, pemilu ini juga dilaksanakan bersamaan dengan pemilihan perwakilan tingkat negara bagian atau sama seperti pemilihan anggota DPRD di Indonesia.
Pelaksanaan pemilu kali ini disebut sebagai yang tersengit oleh para pengamat politik. Terdapat empat sosok calon kandidat yang populer di kalangan masyarakat setempat, yakni eks PM Ismail Sabri Yaakob, politikus senior Anwar Ibrahim dan Muhyiddin Yasin, serta PM Malaysia terlama Mahathir Mohamad.
ADVERTISEMENT
Sejumlah lembaga telah memproyeksikan hasil pemilihan berdasarkan survei sebelum pemungutan suara digelar dan hasil survei menunjukkan Anwar tampaknya unggul dalam persaingan.
Anwar adalah pilihan utama untuk perdana menteri dengan pemerolehan awal suara sebesar 33 persen, diikuti oleh Muhyiddin dengan 26 persen, dan Ismail dengan 17 persen.
Sementara sebuah lembaga voting independen Merdeka Center memproyeksikan, pada Jumat (18/11) koalisi Pakatan Harapan yang dipimpin Anwar berada di jalur untuk mengambil 82 kursi, dan aliansi Perikatan Nasional Muhyiddin di 43 kursi.
Sementara koalisi Barisan Nasional pimpinan Ismail, dilaporkan hanya akan dapat memenangkan 15 kursi — meski survei lain memperkirakan Ismail masih bisa memperoleh hingga 51 kursi.
Penyelenggaraan pemilu dini ini tak lepas dari keputusan pembubaran parlemen yang dilakukan oleh Ismail Sabri pada Oktober lalu.
ADVERTISEMENT
Selama 14 bulan menjabat, Ismail menghadapi tekanan internal dari partai yang menaunginya — United Malays National Organisation (UMNO), yang mendesak agar pemilu dini dapat digelar untuk membentuk pemerintahan yang lebih stabil.