Pemilu Israel Hampir Rampung, Netanyahu: Kami di Ambang Kemenangan Besar

3 November 2022 13:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Foto: Pool via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Foto: Pool via REUTERS
ADVERTISEMENT
Eks Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, digadang-gadangkan akan memenangkan pemilu dan kembali memimpin Negara Yahudi tersebut.
ADVERTISEMENT
Masyarakat Israel masih menantikan hasil pemilu yang diselenggarakan pada 1 November ini, sekaligus pelaksanaan yang kelima dalam kurun waktu empat tahun.
Dengan sekitar 88,6 persen suara yang dihitung, partai sayap kanan pimpinan Netanyahu, Likud, kemungkinan besar merebut suara mayoritas di parlemen Israel.
Berbicara di hadapan para suporternya yang berkumpul di markas Partai Likud, Yerusalem, Netanyahu mengaku optimistis akan hal itu.
“Kami berada di ambang kemenangan yang sangat besar,” ujar Netanyahu, seperti dikutip dari Reuters.
Untuk mengamankan kemenangan, Netanyahu telah mengandalkan dukungan sekutu sayap kanan sekaligus politikus garis keras yang membenci Palestina, Itamar Ben-Gvir.
Sebuah voting menunjukkan, blok sayap kanan akan mendapatkan 61 hingga 62 kursi, sedangkan blok tengah meraih antara 54 dan 55 kursi dari 120 kursi parlemen Israel.
ADVERTISEMENT
Kepala oposisi Benjamin Netanyahu bereaksi setelah pemungutan suara untuk koalisi baru di Knesset, parlemen Israel, di Yerusalem, Minggu (13/6). Foto: Ronen Zvulun/REUTERS
Di sisi lain, kemungkinan kembalinya Netanyahu ke tampuk kekuasaan menimbulkan kekhawatiran di antara rakyat Palestina dan negara Arab lainnya. Sebab, Netanyahu dapat meningkatkan ketegangan di seluruh kawasan Timur Tengah.
Di bawah kepemimpinannya sebagai perdana menteri, pemerintahan Netanyahu diperkirakan akan terus melanjutkan aktivitas permukiman Israel di tanah pendudukannya di Palestina, yang mana hingga saat ini masih ditindas dan berjuang memperoleh status kenegaraan.
Pria berusia 73 tahun yang fasih berbahasa Inggris itu sebelumnya pernah menjabat sebagai PM pada 1996-1999, kemudian menjadi pemimpin terlama Israel, yakni 2009-2021. Ia membanggakan dirinya sebagai pemimpin konservatif Israel garis keras.
Protes warga Israel terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di sekitar kediaman Netanyahu di Yerusalem. Foto: Ronen Zvulun/REUTERS
Tetapi, saat ini Netanyahu masih menghadapi persidangan akibat tuduhan korupsi yang dijatuhkan pengadilan pada April 2021 lalu. Tak hanya satu, tetapi tiga kasus harus dihadapinya.
ADVERTISEMENT
Masyarakat Israel pada April 2021 lalu menuntut Netanyahu untuk turun dari jabatan PM, dengan membawa spanduk bertuliskan 'Crime Minister' atau 'Menteri Kejahatan'.
Istilah Crime merupakan permainan kata dengan mengubah satu huruf pada kata Prime dalam istilah 'Prime Minister', Bahasa Inggris untuk 'Perdana Menteri.
Dikutip dari BBC, kasus-kasus korupsi Netanyahu dinamai Kasus 1.000; Kasus 2.000; dan Kasus 4.000. Ia didakwa atas tuduhan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan.
Tentu saja, ia langsung membantah seluruh tuduhan dan menegaskan bahwa dirinya adalah korban 'perburuan penyihir', yakni istilah untuk upaya memburu dan menghukum orang-orang yang dianggap sebagai bahaya bagi masyarakat.