Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pemilu Pakistan: Imran Khan dan Nawaz Sharif Saling Klaim Kemenangan
11 Februari 2024 13:08 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Partai pimpinan Sharif, Pakistan Muslim League (PMLN), berhasil memenangkan kursi terbanyak dari satu partai dalam pemilu yang digelar pada Kamis (8/2).
Namun, di sisi lain Khan — yang maju sebagai calon independen karena partai pimpinannya, Tehreek-e-Insaaf (PTI), dilarang ikut pemilu — memenangkan kursi terbanyak secara keseluruhan.
Dikutip dari Al Jazeera, hasil penghitungan terakhir yang diposting di situs web komisi pemilihan menunjukkan, para kandidat independen yang sebagian besar teralifiasi PTI unggul jauh dengan 102 dari total 245 kursi yang terhitung.
Sementara itu, PMLN berada di posisi kedua, usai mendapatkan 73 kursi dan disusul Pakistan People's Party (PPP) pimpinan Billawal Bhutto Zardari dengan 54 kursi. Sisanya dimenangkan oleh partai-partai kecil dan independen lainnya.
ADVERTISEMENT
Sharif mengatakan, PMLN akan mulai bernegosiasi dengan kubu lain untuk bisa membentuk pemerintahan koalisi baru, imbas kegagalan mereka memenangkan suara mayoritas.
"PMLN adalah partai tunggal terbesar di negara ini setelah pemilihan umum dan adalah tugas kita untuk membawa negara ini keluar dari pusaran," ujar Sharif di hadapan para pendukungnya.
"Siapa pun yang mendapatkan mandat, baik independen maupun partai, kami menghormati mandat yang mereka dapatkan. Kami mengundang mereka untuk duduk bersama kami dan membantu bangsa yang terluka ini untuk bangkit kembali," sambung dia.
Di tengah kefrustrasian dan ketidakpastian di antara masyarakat, Pakistan mengenai siapa pemimpin mereka berikutnya ini, Kepala Angkatan Bersenjata Jenderal Syed Asim Munir mengeluarkan sebuah pernyataan publik perdananya sejak pemungutan suara.
ADVERTISEMENT
Adapun militer sampai saat ini merupakan pemain dominan dalam urusan politik Pakistan dan secara langsung memerintah selama lebih dari tiga dekade sejak 1947.
"Bangsa ini membutuhkan tangan yang stabil dan sentuhan penyembuhan untuk beranjak dari politik anarki dan polarisasi, yang tidak sesuai dengan negara progresif dengan 250 juta penduduk," bunyi pernyataan Munir yang dirilis pada Sabtu (10/2).
"Pemilu bukanlah kompetisi zero-sum antara menang dan kalah, melainkan sebuah latihan untuk menentukan mandat rakyat. Kepemimpinan politik dan para pekerjanya harus bangkit di atas kepentingan pribadi dan mensinergikan upaya-upaya dalam memerintah dan melayani rakyat, yang mungkin merupakan satu-satunya cara untuk membuat demokrasi menjadi fungsional dan memiliki tujuan," tutur dia.