Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pemilu Rusia Diwarnai Vandalisme, 13 Orang Ditangkap: Bakar TPS-Lempar Molotov
16 Maret 2024 0:50 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Pemungutan suara pemilu presiden di Rusia diwarnai dengan aksi vandalisme di sejumlah daerah. Setidaknya 13 orang ditangkap karena merusak tempat pemungutan suara (TPS) pada Jumat (15/3).
ADVERTISEMENT
Menurut KBBI, vandalisme adalah perusakan dan penghancuran secara kasar dan ganas.
Dikutip dari AFP, pihak berwenang tidak mengatakan apakah aksi itu merupakan protes yang ditujukan kepada Vladimir Putin yang kembali maju di Pilpres Rusia atau bukan. Laporan media pemerintah, pemungutan suara tetap berlanjut meski ada insiden.
Di Moskow, video menunjukkan tempat pemungutan suara dipenuhi asap setelah seorang perempuan membakar tempat tersebut. Dia kemudian ditahan oleh polisi.
Video lain di ibu kota menunjukkan seorang perempuan menuangkan pewarna ke dalam kotak suara. Dia ditahan dan didakwa "menghalangi pelaksanaan hak pilih", kata penyelidik.
Tujuh orang lainnya ditahan karena menuangkan cairan ke surat suara, termasuk di wilayah Rusia seperti Volgograd, Voronezh, Karachay-Cherkessia, dan Rostov.
Kemudian, seorang perempuan berusia 31 tahun ditahan karena menuangkan pewarna ke dalam kotak suara di Krimea yang dianeksasi. Sementara di wilayah lain ada bahan peledak yang meledak di TPS.
ADVERTISEMENT
Dua perempuan di Siberia dan Saint Petersburg ditahan karena melemparkan bom molotov ke tempat pemungutan suara. Di wilayah Chelyabinsk, seorang pria ditangkap karena menyalakan petasan saat pemungutan suara.
Ketua pemilu Rusia Ella Pamfilova mengatakan insiden tersebut memiliki ciri-ciri “terorisme” dan mengatakan “bajingan dari luar negeri” adalah penyebabnya.
“Ini bukan hooliganisme biasa dan sederhana,” katanya seperti dikutip kantor berita RIA.
Dalam pemilu kali ini, Presiden Vladimir Putin diprediksi berpotensi besar akan kembali berkuasa selama enam tahun ke depan.