Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Sabtu (11/1) jadi hari penting buat Taiwan . Pemilu dilaksanakan untuk memilih presiden dan parlemen.
ADVERTISEMENT
Pemungutan suara kali ini mendapat sorotan luas. Sebab, pemilu dilaksanakan di tengah memburuknya hubungan Taiwan dengan China.
Hingga saat ini China masih menganggap Taiwan bagian provinsinya. Klaim itu ditolak mentah Taiwan, mereka menganggap negaranya punya kedaulatan penuh sendiri.
Pada pemilu 2020 ini, Presiden petahana Tsai Ing-wen dari Partai Progresif Demokratik ditantang oleh Han Kuo-yu dan gerombolan konservatif Partai Kuomintang.
Tsai dan Han adalah sosok bertolak belakang. Semenjak diperintah Tsai, Taiwan terus bergerak untuk mencapai kemerdekaan penuh.
Mereka bahkan terang-terangan mengambil sikap keras terhadap China. Padahal, China merupakan mitra dagang terbesar bagi Taiwan.
China di bawah Presiden Xi Jinping merespons tegas sikap Taiwan. Sejumlah negara yang tadinya berada di pihak Taiwan pun akhir memilih berpaling ke China.
ADVERTISEMENT
Xi dalam suatu kesempatan bahkan berjanji akan kembali mengambil Taiwan, bahkan ia tak ragu untuk mengerahkan kekuatan untuk menyatukan kembali Taiwan.
Berbeda dengan Tsai, Han punya sikap tersendiri. Ia mendukung hubungan harmonis dengan Beijing.
Pada kampanye terakhir sebelum masa tenang, Tsai dan Han kembali pamer kekuatan. Mereka sama-sama mengumpulkan massa dalam jumlah besar.
"Pemilu ini akan menentukan apakah warga Taiwan bisa dengan berani memilih demokrasi dan kebebasan meski ada tekanan dari China," ucap Tsai di depan pendukungnya, seperti dikutip AFP.
Sementara Han mengatakan pemilu mendatang merupakan penentuan damai atau krisis. Ia pun mengangkat slogan "Taiwan aman, rakyat kaya."