Pendaki Gunung Prau Meninggal Dunia, Sempat Mengeluh Sakit Perut

1 Januari 2024 16:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Korban saat dievakuasi dari Gunung Prau ke RSUD Wonosobo, Senin (1/1/2024). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Korban saat dievakuasi dari Gunung Prau ke RSUD Wonosobo, Senin (1/1/2024). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Seorang pemuda asal Surabaya, Frisky Ramadhani MY (28), meninggal dunia saat mendaki Gunung Prau pada Minggu (31/12), jelang tahun baru 2024.
ADVERTISEMENT
Korban mendaki bersama 2 orang rekannya. Mereka bertiga mendaki melalui jalur Patakbanteng.
"Untuk korban atas nama Frisky ya, dia itu melakukan pendakian 3 orang. Registrasi pukul 11.49, setelah regis mereka naik di pos 1 pengecekan tiket," ujar Pengawas/Penasihat Ranger Prau, Solihun saat dihubungi, Senin (1/1). Ranger merupakan petugas yang menjaga kawasan pendakian.
"Mereka sempat bergurau dengan penjaga tiket itu," ujar Solihun.
Rombongan itu lalu beristirahat di warung tidak jauh dari Pos 1. Di sana korban sempat mengeluh sakit perut.
"Terus mereka istirahat di atas pos 1, di warung, katanya ngeluh sakit di perut gitu. Lalu istirahat di situ, di situ pun sempat dikerokin sama teman si korban, sempat dapat pertolongan dari rekan si korban," tuturnya.
Pemandangan indahnya Gunung Prau. Foto: Muhammad Fajri Harahap/Shutterstock
Solihun mengatakan baru pada pukul 02.19 WIB rekan korban melapor ke pihaknya. Ia menyayangkan korban baru dilaporkan saat kondisinya sudah tidak tertolong.
ADVERTISEMENT
"Kita sayangkan sebenarnya mereka itu lapor ke kita itu sudah di jam (02.19 WIB). Itu sudah dini hari, dan pas kita evakuasi pun korban denyut nadinya sudah enggak ada," jelasnya.
Usai menerima laporan, petugas langsung mendatangi lokasi korban. Mereka tiba pukul 02.43 WIB. Korban langsung dievakuasi dan tiba di basecamp pukul 03.15 WIB. Setibanya di basecamp korban dilarikan ke Puskesmas Kejajar.
"Sampai Puskesmas pun, Puskesmas menyatakan bahwa korban telah meninggal dunia," sebut Solihun.
Korban kemudian dilarikan ke RSUD Wonosobo untuk diperiksa lebih lanjut. RSUD melakukan autopsi, namun hasilnya hanya diserahkan ke keluarga dan polisi.
"Karena fasilitasnya (Puskesmas Kejajar) sampai hanya seperti itu kan kita pingin pasti lagi, lalu kita membawa ke RSU (Wonosobo)," ungkap Solihun.
ADVERTISEMENT
"Untuk dokter (RSUD Wonosobo) itu sendiri sih menyampaikan bahwa korban terkena serangan jantung gitu. Akan tetapi untuk laporan detail terkait diagnosa itu yang berhak mengetahui hanya pihak keluarga sama pihak kepolisian," tuturnya.
Solihun memastikan pihaknya telah melakukan tugas sesuai dengan prosedur yang berlaku. Jenazah saat ini juga sudah diserahkan ke keluarga.
"Jadi kemarin kita hanya mengurusi masalah administrasi dan lain sebagainya. Karena pihak keluarga mendesak untuk segera dipulangkan," katanya.
"Bahkan mau dipulasara di RSU pun pihak keluarga tidak mengizinkan. Sehingga memang korban tidak pakai peti mayat, karena memang dari keluarga korban tidak menghendaki. Intinya kita urusi sesuai prosedur dan sesuai kemauan dari pihak keluarga," sambungnya.
Korban sudah dipulangkan ke pihak keluarga pukul 07.00 WIB. Ranger Prau juga sudah melaporkan peristiwa ini ke Polsek Kejajar.
ADVERTISEMENT