Peneliti UGM Kembangkan Hidrogen sebagai Pengganti Bahan Bakar Fosil

13 September 2024 12:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peneliti UGM, Prof Deendarlianto. dok UGM
zoom-in-whitePerbesar
Peneliti UGM, Prof Deendarlianto. dok UGM
ADVERTISEMENT
Potensi hidrogen sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar fosil tengah dikembangkan oleh peneliti UGM, Prof Deendarlianto.
ADVERTISEMENT
Saat ini hampir seluruh negara mendorong penggunaan energi baru terbarukan di tengah makin terbatasnya sumber energi minyak dan gas bumi.
"Hidrogen bisa menjadi pengganti bahan bakar pengganti bahan bakar di berbagai sektor, contohnya seperti sektor transportasi dan pembangkit listrik," kata Deendarlianto dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan, Jumat (13/9).
Dosen Fakultas Teknik UGM itu mengatakan hidrogen memiliki energi yang sangat besar tanpa menghasilkan jejak karbon atau limbah lingkungan.
Di Indonesia, energi hidrogen belum banyak dikembangkan sebagai bahan bakar alternatif. Sementara negara maju contohnya Amerika dan negara Eropa sudah melakukan riset dan mengaplikasikan penggunaan energi hidrogen.
Deendarlianto mengatakan penelitian hidrogen ini dilakukan bersama tim. Proyek ini mendapat sokongan biaya dari pemerintah dan industri seperti PLN dan Pertamina.
ADVERTISEMENT
Tak hanya UGM, proyek ini juga turut diikuti kampus lain seperti UI, ITS, NTU, hingga Universitas Groningen dari Belanda.
Dijelaskan, dalam proyek kolaborasi ini juga meneliti soal green hydrogen. Yakni hidrogen yang diproduksi dengan ramah lingkungan.
"Kita juga tengah memimpin program riset terkait metode penyimpanan dari hidrogen itu sendiri," bebernya.
Penelitian ini menurutnya sudah menunjukkan hasil yang baik. Akan tetapi ada tantangan besar untuk memastikan hidrogen yang disimpan tak bocor.
Tantangan lainnya, proses perlakukan kepada hidrogen cukup rumit serta apakah alat-alat yang digunakan mampu menanggung beban penyimpanan dari hidrogen tersebut.
Untuk penelitian penyimpanan hidrogen ini, dia melibatkan mahasiswa dari S3, S2 maupun S1. Serta mahasiswa Universitas Udayana dalam kegiatan MBKM Riset.
ADVERTISEMENT
Apabila bisa diaplikasikan, diyakini akan ada banyak manfaat. Tak hanya sektor energi tetapi juga sektor lain.
"Aplikasi hidrogen dapat dilakukan di banyak sekali sektor di dunia ke depan, tidak hanya sektor energi namun sektor industri, sektor transportasi dan juga sektor kelistrikan," jelasnya.
"Perhatian untuk ke depannya adalah menghasilkan produksi yang cepat murah dan berkapasitas tinggi," bebernya.