Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Penghitungan Suara Pemilu Pakistan Terhenti, Isu Sabotase Muncul
26 Juli 2018 11:15 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Penghitungan suara pada pemilu Pakistan tiba-tiba terhenti saat partai mantan bintang kriket Imran Khan unggul. Partai lawannya lantas menyebarkan isu adanya sabotase yang dilakukan partai Imran pada pemilu kali ini.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, Kamis (26/7), komisi pemilihan umum Pakistan , ECP, mengumumkan adanya kerusakan teknis dalam sistem penghitungan suara elektronik sehingga harus dilakukan secara manual. Akibat hal ini, pengumuman penghitungan suara yang sedianya pada pukul 2 pagi terpaksa molor.
Kerusakan teknis terjadi ketika penghitungan telah mencapai 30 persen dengan keunggulan Partai Tehreek-i-Insaf (PTI) pimpinan Khan. Berdasarkan penghitungan sementara, PTI mendapatkan 113 dari 272 kursi parlemen yang diperebutkan.
Sementara Partai Pakistan Muslim League-Nawaz (PML-N) pimpinan mantan Perdana Menteri Nawaz Sharif yang dipenjara karena korupsi mendapat 66 kursi dan Partai Rakyat Pakistan (PPP) pimpinan putra Benazir Bhutto ada di posisi 3 dengan 39 kursi.
PML-N menuding partai Khan melakukan sabotase pemilu. Menurut partai tersebut, penghitungan suara manual adalah serangan terhadap demokrasi di Pakistan.
ADVERTISEMENT
Sekretaris ECP Babar Yaqoob membantah adanya sabotase. "Tidak ada konspirasi, atau tekanan untuk menunda hasilnya. Penundaan terjadi karena sistem transmisi rusak," kata Yaqoob tanpa memberikan tenggat waktu kapan hasil pemilu bisa diumumkan.
Hal yang sama disampaikan oleh Ketua ECP, Sardar Mohammad Raza, juga menegaskan pemilu tersebut "100 persen transparan dan adil".
Kendati demikian, kubu Khan telah merayakan kemenangan mereka, walau suara mayoritas sepertinya sulit diperoleh. Artinya, partai Khan harus berkoalisi dengan partai-partai kecil dan independen untuk membentuk pemerintahan mayoritas.
"Selamat kepada negara baru Pakistan! Perdana Menteri Imran Khan," kata juru bicara PTI, Fawad Chaudhry.