Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Penjelasan Kepala Pasar Aksara Medan soal Pasar Sepi meski Sudah Promosi
22 Oktober 2024 16:14 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Kepala Pasar Aksara Medan Jalil Muhammad membeberkan bagaimana upaya Pemko Medan meramaikan Pasar Aksara Pemko Medan, Desa Medan Estate, Deli Serdang, yang terbengkalai.
ADVERTISEMENT
Dari 699 slot kios di sana, hanya ada 3 slot kios yang terisi sehingga saat kumparan menyambanginya pada Selasa (22/10), suasananya begitu sunyi dan sepi.
Jalil pun menjelaskan duduk perkara kondisi ini dalam wawancara dengan kumparan, Selasa (22/10).
Pasar lama terbakar
Jalil bilang, Pasar Aksara adalah pasar hasil relokasi. Para pedagang sebelumnya berjualan di Pasar Aksara Lama di Jalan Aksara.
Pada 2016, pasar itu terbakar. Saat itu, pemerintah sedang mengupayakan perbaikan hingga relokasi. Namun, tak kunjung kesampaian.
Lalu, pada 2018, Presiden RI ke-7, Joko Widodo, berkunjung ke Medan. Jokowi dicurhati soal kondisi pasar yang terbakar itu. Hingga akhirnya, Jokowi melalui Kementerian PUPR berusaha merelokasi pasar tersebut.
Hingga pada tahun 2021 pembangunan dimulai dan setahun kemudian pasar diresmikan oleh Wali Kota Medan Bobby Nasution.
ADVERTISEMENT
Semua pedagang diberi hak pakai
Dalam kegiatan relokasi ini, masing-masing pedagang diberikan hak pakai kios.
Namun, relokasi pasar ini tidak semudah yang dibayangkan. Meksi hanya bergeser sekitar 600 meter dari titik awal ke Jalan Mesjid, pedagang mengaku merasakan dampak yang hebat.
Menurut mereka, lokasi pasar tidak strategis. Sehingga, dagangan mereka tak laku.
“Ya saya denger alasan-alasan aja kenapa gak mau berjualan. Pertama, dipertanyakan kenapa gak dibangun di tempat lama? Kedua, kenapa di dalam lokasinya (tidak di tepi jalan raya seperti yang lalu)?” kata Jalil.
“Sementara pemerintah sudah upayakan meskipun ini daerah Deli Serdang tapi kita sudah upayakan ini kembali ke Medan dan kerja sama dengan Deli Serdang mengupayakan ada angkutan untuk masuk ke dalam jalannya ini. Jadi permasalahan ini panjang, bisa dibilang banyak alasan,” sambungnya.
Selain itu, ada pula alasan para pedagang tak punya modal. Pihaknya pun juga berupaya koordinasi dengan pihak bank agar dipinjam modal.
ADVERTISEMENT
“Ujung ujungnya enggak ada modal. Terlalu lama pembangunan mulai kebakaran sampai dibangun ya, satu. Dulunya pedagang ini orang tuanya berdagang jadi anaknya tak punya bakat jualan,” sambungnya.
“Bantuan perbankan sudah kita upayakan agar berikan modal, tapi ya itu banyak mereka cacat (administrasi) bank,” tuturnya.
Dengan begitu banyak alasan, kata Jalil, akhirnya para pedagang memilih tidak membuka kios. Lalu, kios pun jadi terbengkalai.
Lalu, seperti apa selanjutnya?
Jalil bilang, pihaknya juga bertindak tegas untuk mengatasi kios kosong ini. Mereka memberikan peringatan kepada pedagang yang enggan membuka kios. Mulai dari peringatan pertama hingga ketiga.
Ancamannya adalah mencabut hak pakai kios.
Namun, kata Jalil, para pemilik kios tak peduli.
“Tidak diindahkan peringatan I, II, berjarak 1 bulan tak diindahkan diberikan peringatan III,” kata dia.
ADVERTISEMENT
“Setelah itu ya ada juga yang jawab, ya sudah Pak kalian goreng saja itu kios saya. Mereka sendiri sudah menyerah,” tuturnya.