Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Pandeglang, Asep Rahmat, angkat bicara soal Jalan Taman Nasional Ujung Kulon di Kecamatan Sumur yang rusak parah.
ADVERTISEMENT
Warga menyebut jalan itu seperti kubangan badak --hewan yang jadi simbol Ujung Kulon. Bahkan, pernah ada warga melahirkan di jalan karena jalan yang rusak.
PUPR Pandeglang menjelaskan jalan itu sudah bukan lagi wewenang Pemkab Pandeglang. Jalan itu sudah diambil alih oleh Pemprov Banten.
"Sudah turun SK Gubernurnya di tahun ini, sudah jadi kewenangan provinsi. Jadi statusnya sudah jadi jalan provinsi dari Pasar Sumur sampai Desa Ujung Jaya," ucap Asep kepada kumparan, Senin (8/5).
Asep mengeklaim, sebelum diambil alih, pihaknya sudah memperbaiki sebagian Jalan Taman Nasional Ujung Kulon. Penanganannya itu dilakukan secara bertahap selama dua tahun.
"Dulu itu statusnya di Pemkab, itu dari Pasar Sumur sampai Desa Tamanjaya. Kami sudah ada penanganan, jalan cor untuk dua tahap, dan sekarang statusnya sudah oleh provinsi. Memang belum semua kita tangani, tapi sudah dua tahun anggaran kita tangani," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Saat disinggung soal kondisi jalan di Ujung Kulon yang sudah berpuluh-puluh tahun rusak itu, Asep menyebut pihaknya hanya menerima hasil musrenbang dari Bappeda melalui TAPD Kabupaten Pandeglang. Perbaikan jalan itu, kata Asep, tak pernah masuk di skala prioritas hasil musrenbang di tingkat kabupaten.
"Kalau ada [pengajuan perbaikan Jalan Taman Nasional Ujung Kulon] sudah dilaksanakan. Tapi detailnya silakan tanya ke Bappeda mengenai hasil musrenbang karena bukan domain kami," tegas Asep.
Kondisi Jalan Taman Nasional Ujung Kulon di Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, itu memang sudah lama memprihatinkan. Padahal daerah tersebut punya potensi wisata yang lengkap, mulai dari pulau, pantai, hingga area konservasi badak bercula satu.
Kepala Desa Tamanjaya, Ade Sutoni, membenarkan jika jalan di wilayahnya tak pernah tersentuh pembangunan, dari Pemkab atau Pemprov. Padahal, pihaknya bersama tiga desa lainnya di Kecamatan Sumur selalu mengusulkan perbaikan Jalan Taman Nasional Ujung Kulon setiap musrenbang.
ADVERTISEMENT
"Kalau pengajuan, setiap musrenbang selalu dicantumkan untuk masyarakat Ujung Kulon, khususnya empat desa itu, selalu diajukan untuk minta diperbaiki," ungkap Ade.
Jalan yang rusak itu, mau tak mau membuat masyarakat di Ujung Kulon kesulitan mengembangkan perekonomian mereka. Menurut Ade, jika akses jalannya bagus, harga hasil pertanian bisa lebih murah karena pembeli tak beralasan menjual lebih mahal karena jalannya susah.
"Terus barang-barang di desa yang dari kota itu pasti mahal harganya [kalau akses jalannya masih rusak]. Pastinya ekonomi masyarakat akan lebih baik kalau jalan bagus," ujarnya.
Ade berharap, para pemangku kebijakan bisa datang ke Desa Tamanjaya untuk merasakan langsung jalan yang rusak. Sehingga, pada akhirnya, ia berharap jalan di wilayahnya bisa segera diperbaiki.
ADVERTISEMENT
"Saya selaku Pemdes berharap akses jalan segera diperbaiki. Dan dengar-dengar tahun ini akan ada perbaikan tapi enggak sekaligus, tapi itu juga baru kabar angin, belum tahu akan dibangun apa enggaknya," pungkas Ade.