Perang Pecah, Warga Lebanon Kabur dari Ancaman Serangan Israel

24 September 2024 11:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Orang-orang terjebak kemacetan saat melarikan diri untuk mengungsi di tengah permusuhan lintas batas yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan pasukan di Lebanon, Senin (23/9/2024). Foto: Amr Abdallah Dalsh/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Orang-orang terjebak kemacetan saat melarikan diri untuk mengungsi di tengah permusuhan lintas batas yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan pasukan di Lebanon, Senin (23/9/2024). Foto: Amr Abdallah Dalsh/Reuters
ADVERTISEMENT
Serangan Israel ke target Hizbullah di selatan Lebanon membuat warga di sana kabur dari rumahnya. Pada Senin (23/9), ratusan serangan Israel ke Lebanon menewaskan nyaris 500 orang.
ADVERTISEMENT
Laporan kantor berita Reuters, kepanikan akibat serangan Israel terjadi di selatan. Warga mengendarai mobil hingga truk demi menyelamatkan diri. Kemacetan pun terjadi di jalan tol menuju utara.
"Saya mengambil seluruh dokumen dan kami keluar. Serangan ada di sekitar kami. Ini membuat kami takut," kata seorang warga Lebanon yang mencoba kabur bersama keluarganya, Abed Afou, seperti dikutip dari Reuters.
Orang-orang berada di dalam truk saat melarikan diri untuk mengungsi di tengah permusuhan lintas batas yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan pasukan di Lebanon, Senin (23/9/2024). Foto: Amr Abdallah Dalsh/Reuters
Abed mengaku tidak tahu tujuannya mengungsi. Kemungkinan besar yang bisa dirinya tuju adalah mencapai ibu kota Beirut secepat mungkin.
Laporan kantor berita AFP, salah satu kota yang warganya panik dan mencoba kabur dari keganasan serangan Israel adalah Sidon. Hampir seluruh sisi jalan di sana dipenuhi mobil-mobil warga.
Keterangan seorang jurnalis di Lebanon, Nazir Reda, serangan Israel kali ini begitu besar. Sebab, wilayah yang tadinya dianggap aman malah menjadi target serangan.
ADVERTISEMENT
"Tidak ada yang mengira eskalasi mendadak dan penuh ini mencapai desa-desa yang aman, seperti Babliyeh yang tak pernah dibom pada perang sebelumnya," ucap Nazir.
Orang-orang terjebak kemacetan saat melarikan diri untuk mengungsi di tengah permusuhan lintas batas yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan pasukan di Lebanon, Senin (23/9/2024). Foto: Amr Abdallah Dalsh/Reuters
Nazir mengungkap, akibat mencekamnya kondisi, tempat anaknya sekolah diliburkan selama beberapa hari.
Atas kepanikan warga, Menteri Koordinator Respons Krisis Lebanon Nasser Yassin memastikan pemerintah mendirikan 89 tempat penampungan sementara. Lokasi penampungan sementara berada di sekolah dan fasilitas umum lain.
"Kapasitas yang tersedia bagi warga sipil yang kabur dari kekejaman Israel adalah lebih dari 26 ribu orang," kata Nasser.

Sekilas Hizbullah

Hizbullah lahir pada 1982 dari reaksi terhadap invasi Israel ke wilayah Lebanon. Pendirian Hizbullah yang didukung oleh Iran memiliki tujuan utama mengusir pasukan Israel dari Lebanon.
ADVERTISEMENT
Berasal dari komunitas muslim Syiah yang mayoritas tinggal di Lembah Bekaa dan pinggiran selatan Beirut, Hizbullah dengan cepat menjadi kekuatan signifikan di Lebanon.
Anggota TNI yang tergabung dalam UNIFIL sedang berpatroli di perbatasan Libanon-Israel. Foto: Dok. UNIFIL
Adapun buntut invasi Israel terhadap Lebanon tersebut, membuat PBB kemudian menempatkan pasukan perdamaian UNIFIL di perbatasan Lebanon-Israel. Indonesia juga berpartisipasi dalam pengiriman pasukan ke UNIFIL.