Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pergantian Juru Bicara dan Kegaduhan Gedung Putih
22 Juli 2017 5:33 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Juru bicara Gedung Putih Sean Spicer mengundurkan diri pada Jumat (21/7). Dia mengakhiri masa jabatannya yang singkat di tengah pergolakan di lingkaran Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari Reuters, Sabtu (22/7), disebutkan bahwa pengunduran diri Spicer yang tiba-tiba itu disebut mencerminkan gejolak dalam tim hukum dan media Trump di tengah penyelidikan tentang kemungkinan hubungan antara kampanye Trump dengan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden pada tahun lalu.
Sarah Sanders dinobatkan sebagai sekretaris pers yang baru oleh atasan barunya yakni Anthony Scaramucci, di sebuah konferensi pers di Gedung Putih. Scaramucci, mantan pemodal di Wall Street, diangkat sebagai pejabat komunikasi utama pemerintah oleh Trump.
Seorang anggota Republikan yang dekat dengan Gedung Putih mengatakan kepada Reuters bahwa Trump memutuskan Scaramucci untuk menempati posisi tersebut pada hari Kamis (20/7). Trump kemudian keesokan harinya secara formal menawarkan posisi itu kepada Scaramucci.
ADVERTISEMENT
Setelah berita tentang perekrutan Scaramucci itu bocor, Spicer bertemu dengan Trump di Oval Office dengan maksud 'memberi ultimatum' untuk memilih Scaramucci atau dirinya. Trump yang kukuh memilih Scaramucci membuat Spicer akhirnya mengundurkan diri.
Trump mengatakan bahwa dia bersyukur atas segala yang sudah dikerjakan Spicer. Ungkapan Trump itu disampaikan Sanders dalam konfresi pers di Gedung Putih.
Sementara di kesempatan yang sama, Scaramucci mengatakan kebanggaannya dipercaya Trump menjabat pejabat komunikasi utama pemerintah.
"Saya mencintai presiden. Sungguh suatu kehormatan berada di sini," kata dia.
Ketika ia ditanya bagaimana mengarahkan 'kapal' Gedung Putih, Scaramucci mengatakan tidak ada yang perlu diperbaiki.
"Kapal itu menuju ke arah yang benar. Saya suka timnya. Biar saya ulangi: saya suka timnya," ujar Scaramucci.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Scaramucci mengatakan bahwa dia telah bekerja untuk memastikan ia tidak memiliki konflik kepentingan yang berasal dari kegiatan bisnisnya. Meski, sebelumnya dia adalah manajer pengelola investasi global dan bankir Goldman Sachs. Dia mengatakan bahwa dia bekerja dengan etika Pemerintah AS untuk pekerjaan barunya di pemerintahan.
Sementara, sosok Spicer sendiri sejak awal sudah mengundang kontroversi. Ia menyerang media dalam debutnya sebagai juru bicara karena melaporkan apa yang disebutnya sebagai jumlah warga yang hadir tidak akurat pada saat pelantikan Trump.
"Ini adalah penonton terbesar yang pernah menyaksikan inaugurasi, masa, baik secara pribadi maupun di seluruh dunia," kata Spicer yang dengan cepat mengundang banyak cibiran.
Dalam sebuah kicauan di Twitter pada hari Jumat, Spicer menulis, "Merupakan kehormatan & keistimewaan untuk melayani @POTUS @realDonaldTrump & negara yang menakjubkan ini. Saya akan melanjutkan pelayanan saya sampai bulan Agustus."
ADVERTISEMENT
Sebelum dipercaya oleh Trump untuk jabatan juru bicara, Spicer adalah juru bicara Komite Nasional Partai Republik. Dia juga sebelumnya pernah bekerja di pemerintahan mantan Presiden George W. Bush.
Baik Spicer maupun kepanjangan tangan Trump lainnya membuat Gedung Putih gugup berhadapan dengan media, termasuk mengurangi siaran berita televisi harian dan menggantinya dengan hanya audio.
Secara terpisah sumber Reuters mengatakan Penasihat Khusus Robert Mueller yang sedang menyelidiki kemungkinan hubungan Trump dengan Rusia telah meminta pejabat Gedung Putih untuk menyimpan catatan pertemuan tahun lalu. Catatan itu berisi pertemuan antara putra sulung presiden, Donald Trump Jr., dan seorang pengacara Rusia.
Sementara, Jaksa Agung Jeff Sessions pada hari Kamis (20/7) menepis kritik tajam dari Trump. Dia mengatakan bahwa menyukai pekerjaannya dan berencana untuk terus melayani. Peryataan itu muncul setelah Trump dalam sebuah wawancara di New York Times mengatakan bahwa dia tidak akan menunjuk Sessions sebagai jaksa agung jika dia tahu dia akan tidak menerima dirinya.
ADVERTISEMENT
Kegaduhan di kalangan pejabat Gedung Putih tidak terbatas pada staf hukum dan komunikasi, kata dua pejabat yang mengetahui situasi tersebut. Pejabat yang enggan disebut namanya menuturkan Trump telah mengabaikan rekomendasi dari penasihan keamanan nasional H.R. McMaster dan direktur senior untuk Rusia, Fiona Hill, dalam menangani Presiden Rusia Vladimir Putin.
Mereka mengatakan McMaster frustasi dengan perdebatan terus menerus tentang jumlah pasukan AS yang dikirim ke Afganistan. Sementara, seorang pejabat mengatakan jika ada ketegangan yang terus berlanjut antara McMaster dengan kepala ahli strategi Gedung Putih, Steve Bannon, dan kepala penulis naskah pidato, Stephen Miller.