Perigee Disebut Jadi Penyebab Banjir Rob Pantura, Apa Itu?

24 Mei 2022 17:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fenomena Bulan Purnama Perige atau biasa disebut sebagai "Supermoon" terlihat dari kota Kudus, Jawa Tengah, Rabu (8/4/2020). Foto: ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
zoom-in-whitePerbesar
Fenomena Bulan Purnama Perige atau biasa disebut sebagai "Supermoon" terlihat dari kota Kudus, Jawa Tengah, Rabu (8/4/2020). Foto: ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
ADVERTISEMENT
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut selain tanggul yang jebol, fenomena bulan perigee sebagai salah satu penyebab banjir rob di Pantai Utara Jawa (Pantura).
ADVERTISEMENT
Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo, menjelaskan sejak tanggal 13 Mei lalu, BMKG telah merilis informasi potensi banjir pesisir di beberapa wilayah Indonesia, bersamaan adanya fase bulan purnama dan kondisi perigee.
Apa itu Perigee?
Menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dalam situsnya, ada dua fenomena yang terjadi dalam setiap bulannya, yakni perigee atau ketika posisi bulan paling dekat dengan bumi dan apogee ketika bulan berada pada titik terjauh dari bumi.
Menurut Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau NASA, rotasi bulan terhadap bumi yang berbentuk oval menyebabkan bulan mengelilingi bumi tidak selalu dalam jarak yang sama. Ada saat bulan berada sangat jauh dan sangat dekat dengan bumi.
"Titik terjauh dalam rotasi bulan atau apogee rata-rata berjarak sekitar 253.000 mil (405.500 kilometer) dari bumi. Sementara, titik terdekatnya disebut perigee dengan jarak rata-rata sekitar 226.000 mil (363.300 kilometer) dari bumi," tulis NASA dalam laman resminya.
ADVERTISEMENT
Layar nobar Supermoon di Kota Tua Foto: Soejono Saragih/kumparan
Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat atau NOAA, menyebut saat perigee, tarikan gravitasi bulan sangat kuat. Selama periode ini akan ada peningkatan air laut. Sebaliknya, sekitar 14 hari setelah perigee, bulan mencapai apogee, saat ini tarikan gravitasi bulan paling lemah dan akan ada penurunan rata-rata air laut.
Saat pasang air laut terjadi bersamaan dengan perigee, laut pasang bisa sangat besar. Air pasang bisa lebih dari 30 centimeter, bahkan bisa jauh lebih tinggi dari pasang biasanya. NOAA mencatat beberapa daerah di Amerika Serikat seperti Alaska, bisa memiliki ketinggian air hingga 9 meter saat perigee.
Ketika pasang air laut perigee terjadi bersamaan dengan perubahan musim, permukaan air laut dapat menyebabkan banjir pesisir atau rob di dataran rendah, seperti yang terjadi di Pantai Utara Jawa.
ADVERTISEMENT
Foto udara kondisi banjir limpasan air laut ke daratan atau rob yang merendam kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jawa Tengah, Senin (23/5/2022). Foto: Aji Styawan/ANTARA FOTO
Banjir rob besar biasanya terjadi bersamaan dengan angin darat yang kuat dan perubahan tekanan udara dari daerah pesisir. Dalam beberapa kasus, air pasang saat perigee bersamaan dengan pergeseran pola sirkulasi laut lepas dan pergeseran angin skala besar, mengakibatkan banjir pantai yang tak terduga.
BMKG menyebut potensi banjir rob di Indonesia bisa terjadi hingga 25 Mei mendatang.
"Banjir pesisir mulai terjadi sejak tanggal 14 Mei 2022, potensi banjir pesisir ini dapat terjadi hingga 25 Mei 2022," kata Eko Prasetyo.