Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Perjalanan Hidup Suntoro, Pemulung Perawat Puluhan Anjing Liar
1 Februari 2018 16:46 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
ADVERTISEMENT
Meski selalu dikelilingi puluhan anjing liar yang dipeliharanya sejak delapan tahun lalu, rasa sepi tetap saja sesekali menghampiri Suntoro (63). Belasan tahun lamanya, Suntoro hidup sendiri di rumah semi permanennya yang terbuat dari papan triplek.
ADVERTISEMENT
kumparan (kumparan.com) menyambangi rumah papan Suntoro di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, sore ini. Pria paruh baya yang kini bekerja sebagai pemulung itu, lalu berbagi cerita tentang perjalanan hidupnya selama mengadu nasib di Ibu Kota.
Suntoro bercerita, awalnya ia berangkat dari Jawa Tengah ke Jakarta bersama sang istri sekitar tahun 90-an. Namun di tengah perjuangan mengais rejeki bersama, pernikahan mereka kandas.
“Saya bersama istri berangkat ke jakarta dari Blora, Jawa Tengah. Niatnya mau cari kerja bersama istri di Jakarta, tapi tahun 1998 kita sudah cerai, setelah reformasi,” tutur Suntoro di depan rumahnya yang berukuran 2 kali 1,5 meter, Kamis (2/1).
Suntoro memiliki seorang putri yang diasuh mertuanya. Namun sejak mereka bercerai, Suntoro tak pernah lagi bertemu dengan buah hatinya itu.
ADVERTISEMENT
“Punya anak yang saat itu diasuh neneknya. Sejak dari situ juga saya hidup pindah-pindah,” ucap Suntoro.
Sebelum bekerja menjadi pemulung seperti sekarang, Suntoro mengaku pernah melakoni pekerjaan sebagai kuli bangunan. Ia kerap kali berpindah-pindah tempat tinggal sebab rumah permanennya sering terdampak penggusuran.
“Pindak pekerjaan macam-macam, dan ini adalah gubuk yang entah ke berapa,” kata Suntoro.
Kesenangan Suntoro mengadopsi dan merawat anjing-anjing liar, bermula pada tahun 2004 silam.
“Waktu itu saya pulang kerja, saya lihat ada 2 pasang anjing yang terlantar di dekat TPU, saya bawa pulang," ucap Suntoro.
"Dari situlah anjingnya beranak, sampai banyak begini,” imbuhnya.
Hingga saat ini total ada 26 ekor anjing liar yang menjadi teman setianya. Ada pula 8 ekor kucing yang ia adopsi. Setiap hari, anjing-anjing dan kucing-kucing peliharannya diberi makan dari bantuan warga sekitar, berupa sisa makanan di warung-warung.
ADVERTISEMENT