Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Perompak Somalia Bebaskan Kapal Tanker Tanpa Tebusan
20 Maret 2017 12:18 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Para perompak Somalia telah membebaskan kapal tanker berbendera Comoros Island yang mereka bajak pekan lalu. Pembebasan dilakukan dengan cuma-cuma, tanpa adanya pembayaran tebusan.
ADVERTISEMENT
Kapten kapal tanker Aris 13, Nicholas Anthony, kepada Associated Press mengaku lega bisa bebas dari tangan perompak. Dia merasa "mati lalu lahir kembali" saking senangnya.
Perasaan Anthony bisa dipahami. Pasalnya, puluhan orang yang disandera perompak Somalia biasanya baru bisa bebas setelah ditahan bertahun-tahun dan membayar tebusan jutaan dolar.
Kapal tanker yang dibajak pada 13 Maret itu telah tertambat di pelabuhan Bossaso, wilayah otonomi Puntland, Somalia, dan diamankan oleh angkatan laut setempat. Pembebasan Aris 13 adalah berkat perundingan antara para perompak dengan tetua adat dan pemerintah lokal.
Kapal itu membawa bahan bakar dari Djibouti menuju ibukota Somalia, Mogadishu, saat dibajak.
Tidak disebut dengan rinci proses pembebasan kapal itu. Namun menurut pejabat setempat, Aris 13 dibajak bukan untuk dimintai tebusan, melainkan sebagai bentuk protes penangkapan ikan ilegal di laut Somalia oleh kapal-kapal internasional sehingga menyulitkan nelayan.
ADVERTISEMENT
Menurut sumber perompak Somalia yang dikutip Reuters, Aris 13 dibebaskan setelah mereka tahu kapal tanker itu disewa oleh pengusaha asal Somalia.
"Setelah kami tahu pedagang Somalia yang menyewa kapal tanker itu, kami melepaskannya tanpa minta tebusan," kata seorang perompak bernama Abdullahi kepada Reuters.
Ini adalah perompakan pertama lanun Somalia sejak tahun 2012 lalu. Lima tahun lalu, perompak Somalia menjadi ancaman terbesar kapal-kapal yang melalui Teluk Aden.
Tahun 2011, perompak Somalia melancarkan 237 serangan dan menyandera ratusan awak kapal, di antaranya adalah empat ABK asal Indonesia dari kapal Naham 3 yang dibajak pada 2012. Mereka baru berhasil dibebaskan melalui perundingan pada akhir tahun lalu.