Pesawat China Eastern Jatuh Menukik Tajam, Alvin Lie Beberkan Dugaan Penyebabnya

21 Maret 2022 23:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Ombudsman RI Alvin Lie memberikan keterangan saat menggelar pertemuan untuk meminta klarifikasi PLN di Kantor Ombudsman RI, Jakarta, Kamis (8/8/2019). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Ombudsman RI Alvin Lie memberikan keterangan saat menggelar pertemuan untuk meminta klarifikasi PLN di Kantor Ombudsman RI, Jakarta, Kamis (8/8/2019). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Pesawat China Eastern jenis Boeing 737-800 penerbangan MU5735 jatuh di pegunungan Provinsi Guangxi, Senin (21/3) waktu setempat. Pesawat tersebut membawa 123 penumpang dan 9 kru penerbangan. Tak ada tanda-tanda selamat dari total penumpang dan kru tersebut.
ADVERTISEMENT
Menurut situs pelacakan penerbangan FlightRadar24, pesawat secara tiba-tiba turun menukik. Pesawat tersebut terbang di ketinggian 29.100 kaki pada pukul 14.20 waktu setempat. Dua menit dan 15 detik kemudian, data menunjukkan ketinggian turun ke 9.075 kaki. Dalam 20 detik selanjutnya, data ketinggian terakhir berada pada 3.225 kaki.
Pengamat penerbangan Alvin Lie mengatakan, kecelakaan pada pesawat China Eastern ini mengingatkannya pada kecelakaan pesawat German Wings penerbangan 4U 9525 pada 24 Maret 2015 silam. Saat itu, kata dia, pesawat mendadak menukik tajam ketika dalam fase jelajah. Namun ternyata, pesawat China Eastern ini menukik lebih tajam
"Grafik menukiknya MU5735 jauh lebih tajam daripada 4U 9525," kata Alvin, Senin (21/3).
Berikut grafik menukik China Eastern dan German Wings sebagai gambaran.
ADVERTISEMENT
China Eastern:
Indikator kecepatan (kuning) dan ketinggian (biru) Boeing China Eastern saat jatuh. Foto: Dok. Istimewa
German Wings:
Grafik menukik German Wings (2015). Foto: Dok. Istimewa
Lantas apa penyebabnya pesawat bisa menukik tajam sebelum jatuh?
Alvin lie menjelaskan, setidaknya ada tiga penyebab hal tersebut terjadi. Pertama, ada masalah dengan elevator atau sayap ekor horizontal yang mengatur pesawat mendorong atau menukik. Kedua ada sayap yang patah. Atau ketiga, faktor human error, bisa disengaja atau pun tidak.
"Kalau hanya kerusakan mesin tidak sampai begitu. Pesawat masih bisa melayang. Kita masih perlu informasi lebih lanjut, apakah pilot sempat menyatakan kondisi darurat atau tidak," kata Alvin.
Alvin menilai jatuhnya pesawat China Eastern ini sangat aneh. Saat pesawat tengah berada di ketinggian 29 ribu kaki, tiba-tiba menukik.
"Sangat aneh. Pesawat sedang dalam ketinggian jelajah 29 ribu kaki mendadak menukik. Sangat tidak lazim. Dari statistik kecelakaan pesawat dalam fase jelajah/en route hanya sekitar 7% dari seluruh kecelakaan dalam 20 tahun terakhir. Rasio tertinggi adalah dalam fase pendaratan (sekitar 58%)," kata Alvin.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi pesawat China Eastern. Foto: e X p o s e/Shutterstock
Terkait peristiwa ini, Presiden China Xi Jinping sudah minta pengerahan segala upaya untuk menyelamatkan penumpang yang selamat dalam kecelakaan tersebut.
Xi, yang mengaku terkejut akan insiden kecelakaan pesawat ini, memberikan instruksi bagi tim penyelamat untuk melakukan usaha terbaik mereka dan untuk “menangani dampak insiden dengan cara yang tepat”.
“Tolong pastikan keselamatan mutlak dari operasi penerbangan sipil,” papar Xi dalam instruksinya yang disampaikan oleh kantor berita negara CCTV.