Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
'Pesulap Hijau' di Aceh Diduga Perkosa Sejumlah Pasien, Modus Pengobatan
7 Oktober 2022 13:02 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Seorang dukun di Kabupaten Pidie, Aceh , yang mendapat julukan "pesulap hijau" dilaporkan ke polisi karena diduga telah melakukan pelecehan seksual hingga memperkosa pasiennya dengan dalih pengobatan.
ADVERTISEMENT
Dukun berinisial BT ini dijuluki pesulap hijau karena sering memakai baju serba hijau. Belum diketahui apakah julukan itu muncul seiring popularitas Pesulap Merah sejak beberapa bulan lalu.
Kasubbag Humas Polres Pidie, AKP Anwar, membenarkan laporan warga terhadap BT.
"Betul, kasus tersebut telah dilaporkan ke Polres Pidie," kata Anwar dikonfirmasi kumparan, Jumat (7/10).
Namun demikian, Anwar tidak menjelaskan lebih lanjut terkait pelaporan tersebut. Dia hanya menyebutkan pelapor hanya satu orang.
"Ada lima saksi yang sudah dimintai keterangan termasuk pelapor. Pelapor satu orang," ucapnya singkat.
Pesulap Hijau Tahu Penyakit, Korban Penasaran
Sementara itu Staf Operasional Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Banda Aceh, Farah, mengatakan pihaknya kini sudah melakukan pendampingan terhadap lima perempuan korban dukun cabul tersebut.
ADVERTISEMENT
“Kita sudah membuat laporan ke polisi, sebenarnya ada puluhan korban, namun yang berani melaporkan baru lima. Korban ini sudah dari 2021 hingga Agustus 2022,” kata Farah saat dikonfirmasi kumparan.
Farah menyebutkan, berdasarkan pengakuan korban, pesulap hijau itu membuka tempat praktik pengobatan alternatif. Dia dipercaya memiliki ilmu sakti sehingga banyak warga penasaran ingin berobat ke sana.
“Jadi, dia membuka jasa pengobatan alternatif. Sebenarnya praktiknya ini sudah berlangsung selama sekitar 5 tahun,” ujarnya.
Salah seorang korban yang kini telah didampingi LBH Banda Aceh, sebut Farah, awal mula ia bertemu pesulap hijau saat berkunjung ke rumah saudaranya.
ADVERTISEMENT
Rasa penasaran korban semakin menjadi kala si dukun menebak dan mengetahui dengan benar penyakit yang tengah dideritanya.
Korban berusia 27 tahun itu mengeluh sakit pada bagian perut. Dari pertemuan itu, si dukun langsung menawarkan diri, jika korban ingin sembuh bisa mendatangi praktiknya.
“Korban kebingungan dukun itu mengetahui penyakit yang dia derita. Karena penasaran korban kemudian pergi ke tempat si pesulap hijau itu,” tutur Farah.
Pasien Disuruh Pakai Baju Serba Hijau
Farah menjelaskan, korban juga belum pernah sama sekali berobat ke rumah sakit karena masih percaya dengan pengobatan alternatif. Saat tiba di lokasi praktik tersebut, awalnya si dukun memberikan air putih yang telah dibacai sesuatu.
ADVERTISEMENT
“Jadi setiap mau mengobati, pasien harus ganti pakai pakaian itu dulu,” tutur Farah mengulangi cerita yang disampaikan korban.
Pada pertemuan pertama dan kedua proses pengobatan masih berjalan normal, pasien hanya cukup dengan meminum air putih. Namun, hal-hal aneh itu baru muncul saat si dukun menelepon pasiennya terkait pengobatan selanjutnya.
Dari balik sambungan telepon itu, si pesulap hijau mengatakan jika dirinya adalah wali Allah atau waliyullah. Dia lalu mengatakan bahwa pasiennya (korban) adalah orang pilihan sehingga harus menjadi istri gaibnya jika ingin sembuh.
“Ketika teleponan itu si pesulap hijau mengatakan korbannya sudah menjadi pilihan waliyulah. Kemudian dia meminta korban menunggu di rumah karena syaratnya kalau sudah jadi istri harus berhubungan badan,” ungkap Farah.
ADVERTISEMENT
“Korban lalu menolak dan membantah serta mempertanyakan syarat tersebut. Namun tiba-tiba pelaku sudah mendatangi rumah korban, ia lalu mengusap kepala korban hingga tak sadarkan diri,” lanjutnya.
Berdasarkan pengakuan korban yang kini telah melapor ke LBH Banda Aceh, kata Farah, setiap kali meminum air putih diberikan dukun cabul itu mereka seperti telah terhipnotis.
Diancam Dibunuh Secara Gaib
Hasil penelusuran LBH Banda Aceh serta pengakuan kepala desa dan beberapa warga, korban dari dukun itu rata-rata berusia sekitar 27 – 30 tahun ke atas atau perempuan yang telah bersuami, namun suaminya tidak berada di rumah karena bekerja (merantau) ke luar daerah.
“Korban rata-rata adalah orang tidak mampu, selama ini ada warga yang tahu soal praktik itu tetapi tidak berani bicara karena takut. Korban juga di bawah ancaman dukun,” kata Farah.
ADVERTISEMENT
“Korban diancam jika tidak mau berhubungan badan, sakitnya akan bertambah dua kali lipat dan keluarganya akan akan dibunuh secara gaib,” pungkasnya.