Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Nama Paguyuban Tunggal Rahayu di Kabupaten Garut, Jawa Barat, mendadak menggema. Penyebabnya adalah paguyuban itu menggunakan lambang negara Garuda Pancasila dengan kepala menghadap ke depan.
ADVERTISEMENT
Hal itu awalnya terungkap saat salah satu pengurus paguyuban hendak mendaftar ke Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Garut agar paguyubannya terdaftar sebagai sebuah ormas resmi.
Namun, saat dilakukan pengecekan, ternyata ditemukan hal yang aneh. Selain karena penggunaan lambang negara yang diduga melanggar UU Nomor 24 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara Serta Lagu Kebangsaan, juga soal gelar profesor yang dianut oleh petinggi paguyuban itu yang bernama Sutarman alias Cakraningrat.
Dalam lembaran saat pendaftaran, tertulis berbagai gelar. Mulai dari Profesor (Prof), Doktor, Insinyur (Ir), Sarjana Hukum (SH). Cakraningrat dari hasil penelusuran, merupakan warga Kecamatan Caringin, Garut. Akan tetapi, tempat kumpul paguyuban itu berada di Kecamatan Cisewu.
Komandan Koramil Cisewu, Kodim 0611 Garut, Kapten Arm Hariyanto mengatakan dari hasil penelusuran yang dilakukan pihaknya, Cakraningkart hanyalah lulusan Madrasah Aliyah dan tidak pernah mengenyam bangku perkuliahan.
ADVERTISEMENT
“Dia ini orang biasa saja, sesekali ke kebun untuk bertani. Tapi memang kebanyakannya bolak balik dari rumah ke tempat berkumpul paguyuban. Biasanya dia lewat depan Koramil menggunakan motor bebek untuk pergi dan pulangnya,” sebutnya.
Hariyanto juga mengungkapkan Cakraningrat diketahui sudah berkeluarga dan memiliki anak. Setidaknya, Cakraningrat sudah menikah dua kali.
“Dengan istri pertamanya, dari info yang kami terima sudah bercerai. Sekarang tinggal sekeluarga saja di Kecamatan Caringin. Tinggalnya tidak dengan orang tuanya,” ungkapnya.
Saat ini, setelah nama paguyubannya heboh. Belum diketahui di mana keberadaan Cakraningkrat.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona )