Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Pilu Siswi di Medan karena PPDB Zonasi, Ada Isu Kalah karena Duit Rp 5 Juta
12 Juni 2024 16:42 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Aira (15 tahun) telah menutup harapannya untuk menjadi salah satu dari ratusan siswa yang masuk ke dalam salah satu SMA favorit di, Kota Medan.
ADVERTISEMENT
Aira gagal setelah mengikuti dua jalur yang disediakan oleh sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2024.
Pada jalur pertama, ia mengikuti jalur prestasi. Jalur ini biasanya dibuka lebih dulu dibanding jalur zonasi.
"Emang sekolah favorit ya menurut kami. Kami coba jalur prestasi nih, pas jalur ini, nah ada tuh tulisan kalau kita daftar terkonfirmasi, terverifikasilah bahasanya berkas itu," kata Tante Aira, Rahmadani, kepada kumparan, Rabu (12/6).
"Nah, pas pengumuman (enggak lulus) ditulis situ bahwa tidak melengkapi berkas padahal itu sudah lengkap semua itu," sambungnya.
Padahal, menurut Rahmadani, keponakannya itu sudah mengisi berkas dengan benar. Lagi pula, saat mendaftar, ada fitur di aplikasi PPDB yang menyatakan bahwa berkasnya sudah lengkap.
Rahmadani mengatakan bahwa kasus serupa juga dialami oleh sejumlah teman Aira.
ADVERTISEMENT
Coba Jalur Zonasi
Aira pun tak putus semangat. Ia masih ingin menjadi salah satu siswa di sekolah favorit itu.
Ia mendaftar kembali lewat jalur zonasi.
"Nah, pas jalur ini (zonasi) sih ponakanku ini sudah feeling enggak lulus karena memang jarak rumahnya dari sekolah 9 km," kata dia.
"Sementara maksimal kalau enggak salah 5 km," sambungnya.
Benar saja, siswi asal Kecamatan Tembung ini memang tak lolos jalur zonasi.
Ada Isu Bayar Jutaan
Belakangan, kata Rahmadani, ponakannya itu mendapat sejumlah isu soal kecurangan jalur prestasi. Katanya, Aira mendapat kabar bahwa ada temannya dengan nilai lebih rendah justru lolos di SMA negeri yang jadi targetnya itu.
"Ceritalah si Aira kalau kawannya padahal nilainya lebih rendah di bawah dia tapi bisa masuk ke sekolah itu tapi lewat jalur prestasi," kata dia.
ADVERTISEMENT
"Nah, katanya, pengakuan kawannya ini dia dibayar, orang tuanya bayar orang. Orang siapa (yang dibayar)? Orang itu di dalam ruang guru itu sendiri. Ada yang bayar Rp 5 juta, Rp 4 juta, ada juga Rp 7 juta," sambungnya.
Daftar ke Swasta
Sudah tak lolos di dua jalur, pupus sudah harapan Aira. Ia memilih masuk ke salah satu sekolah swasta di Kota Medan.
"Sisi ekonomi sih enggak masalah di swasta, keuangannya cukup mampu sih, tapi kan ada jalur prestasi ini, nilai juga tinggi, dia pengin sekolah favorit kan," sambungnya.