Pimpinan GISB Akui Ada Kasus Sodomi Terkait Anak Panti Asuhan di Malaysia

14 September 2024 10:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Eksekutif sekaligus Chief Executive Officer GISB, Datuk Nasiruddin Mohd Ali. Foto: Facebook/GISB HOLDINGS SDN BHD
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Eksekutif sekaligus Chief Executive Officer GISB, Datuk Nasiruddin Mohd Ali. Foto: Facebook/GISB HOLDINGS SDN BHD
ADVERTISEMENT
Global Ikhwan Service and Business Holding (GISB) mengakui adanya beberapa kasus sodomi yang melibatkan individu dari organisasi tersebut. Pengakuan itu disampaikan oleh Ketua Eksekutif dan CEO GISB, Datuk Nasiruddin Mohd Ali, melalui video yang diunggah di akun media sosialnya pada Sabtu pagi (14/9).
ADVERTISEMENT
Dalam pernyataannya, Nasiruddin mengakui bahwa GISB memang melakukan pelanggaran hukum, meskipun ia tidak merinci secara spesifik jenis pelanggaran tersebut atau siapa saja pihak yang terlibat dalam pembicaraan dengan GISB sebelumnya.
"Ini sangat menyedihkan. Saya muslim, kalian juga muslim. Kita terpecah di antara sesama muslim, lalu anak-anak ditangkap begitu saja. Saya tidak membela diri dari sisi hukum, memang kami bersalah secara hukum, tapi tidakkah kita bisa memberikan nasihat?" ujar Nasiruddin, seperti dikutip dari Berita Harian Malaysia.
la juga menyoroti penangkapan lebih dari 400 anak-anak dan remaja yang tinggal di rumah amal terkait GISB. Menurutnya, mereka tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, namun kemudian dituduh terlibat dalam kasus sodomi.
“Ini menangkap lebih dari 400, mereka tidak tahu ceritanya. Kemudian mereka dituduh melakukan sodomi dan sebagainya,” tutur Nasiruddin dalam video klarifikasi berdurasi 17 menit itu.
ADVERTISEMENT
“Memang benar ada satu-dua (kasus) sodomi, tapi kenapa dianggap semuanya (terlibat kasus sodomi)?” katanya.

Penggerebekan 20 Panti Asuhan

Inspektur Jenderal Kepolisian Kerajaan Malaysia Razarudin Husain. Foto: Mohd RASFAN/AFP
Sebelumnya, aparat keamanan menyelamatkan lebih dari 400 anak yang menjadi korban kekerasan di puluhan panti asuhan Malaysia, pada Rabu (11/9). Tempat itu diduga dikelola organisasi bisnis berbasis Islam di Negeri Jiran.
Menurut pejabat kepolisian Malaysia, Inspektur Jenderal Razarudin Husain, mereka yang diselamatkan terdiri dari 201 bocah laki-laki dan 201 anak perempuan, berusia satu sampai 17 tahun. Ratusan anak itu diduga menjadi korban pelecehan oleh pengelola panti yang terkait GISB.
Penggerebekan dilakukan setelah adanya laporan masyarakat terkait dugaan pelecehan seksual terhadap anak-anak.

GISB Sempat Bantah Terlibat

Merespons hal itu, GISB langsung membantah tuduhan keterlibatan perusahaannya.
Suasana menunjukkan kantor pusat Global Ikhwan Services and Business (GISB) di Rawang, di luar Kuala Lumpur, pada tanggal 12 September 2024. Foto: Hasnoor Hussain/REUTERS
“Kami membantah tuduhan ini dan menekankan bahwa perusahaan tidak akan berkompromi dengan kegiatan apa pun yang melanggar hukum, khususnya mengenai eksploitasi anak-anak sebagai pekerja," tutur GISB, seperti dikutip dari CNA.
ADVERTISEMENT
“Kami siap menawarkan kerja sama kami kepada pihak berwenang untuk menyelesaikan masalah ini,” katanya dalam pernyataan yang dirilis pada Rabu malam.
Namun, Kepolisian Malaysia bersikukuh akan memanggil pimpinan manajemen GISB karena meyakini pengelolaan panti asuhan masih dalam pengawasan perusahaan konglomerasi tersebut.
Irjen Razarudin juga mengungkap kemungkinan akan adanya anggota GISB yang ditangkap setelah pemanggilan.