PKS: Cegah Varian Mu, Jangan Ragu Tutup Akses Masuk WNA

13 September 2021 15:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
suasana di terminal 3 Bandara Soetta. Foto: Angkasa Pura II
zoom-in-whitePerbesar
suasana di terminal 3 Bandara Soetta. Foto: Angkasa Pura II
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKS, Netty Prasetiyani Aher, meminta pemerintah memperketat akses masuk bagi WNA dari luar negeri. Kebijakan ini demi mencegah masuknya corona varian Mu.
ADVERTISEMENT
“Jika diperlukan, pemerintah jangan ragu menutup akses masuk sementara. Keselamatan rakyat yang terancam karena masuknya varian baru harus diutamakan dari kepentingan apa pun," kata Netty dalam keterangan media, Senin (13/9).
Corona varian Mu atau B.1.621 diklasifikasikan WHO sebagai variant of interest. Sedangkan menurut Centers for Control Disease and Prevention (CDC), varian ini menyebabkan peningkatan klaster kasus COVID-19.
Varian MU sudah ditemukan di 46 negara termasuk di negara Asia seperti Korea Selatan, Jepang dan Hongkong.
Anggota Komisi IX DPR Fraksi PKS, Netty Prasetyani. Foto: Dok. Istimewa
Menurut Netty, varian Mu sejauh ini masih dalam pantauan dan diduga akan menimbulkan reaksi yang lebih parah pada pasien yang terinfeksi dibanding varian sebelumnya.
“Saat ini varian Mu memang belum terdeteksi di Indonesia, tapi tidak ada jaminan keadaan akan terus aman. Apalagi varian ini dapat menyebabkan reaksi yang lebih parah," ucap Netty.
ADVERTISEMENT
"Pemerintah harus lebih ketat dalam skrining, karantina dan monitoring terhadap WNA maupun WNI dari luar negeri. Jangan sampai terjadi imported case sebagaimana pada kasus varian delta yang memicu lonjakan kasus," tambah dia.
Wakil Ketua Fraksi PKS itu menambahkan, pemerintah harus meningkatkan pemeriksaan whole genome sequencing. Dengan begitu, sebaran varian lain dari virus corona dapat diketahui dengan cepat.
"Saat ini genome sequencing kita baru di angka 5.000 sampai 6.000. Sementara negara-negara lain, genome sequencing-nya sudah ada di angka puluhan dan bahkan ratusan ribu pemeriksaan. Pemerintah harus segera meningkatkan pemeriksaan ini agar dapat memantau perkembangan varian yang ada," ucap dia.
Lebih lanjut, Netty mengusulkan agar pemerintah membuka opsi vaksin booster kepada kelompok masyarakat rentan, terutama lansia yang memiliki penyakit penyerta. Sebab, opsi ini lebih cocok dipilih dibanding membuka opsi vaksin booster berbayar.
ADVERTISEMENT
“Ini penting, mengingat ada dugaan varian MU ini mampu menurunkan efikasi vaksin. Kelompok rentan seperti lansia berpotensi terpapar kembali. Oleh karena itu, perlu diberikan vaksin booster seperti yang diterima oleh nakes,” tutup Netty.