Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
PKS Soal Imam Masjid Hingga KUA harus dari NU: Tak Boleh Dimonopoli
28 Januari 2019 17:19 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
ADVERTISEMENT
Anggota Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jazuli Juwaini mengomentari pernyataan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj yang mengatakan warga NU harus memegang imam masjid hingga Kantor Urusan Agama (KUA).
ADVERTISEMENT
Jazuli menyatakan, tak boleh melihat ormas Islam siapa yang lebih (muncul) dulu dan mana yang lebih belakang (muncul). Jazuli juga menegaskan Indonesia merdeka dengan peran banyak pihak.
"Kalau kita jujur bicara tentang demokrasi kemerdekaan dan kebersamaan, ya tidak boleh dimonopoli di Indonesia," kata Jazuli di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (28/1)
Bahkan, tak hanya ormas islam, ada juga umat nonmuslim yang terlibat dalam kemerdekaan Indonesia. Terkhusus untuk ormas Islam, menurut Jazuli, juga banyak yang berdiri sebelum Indonesia merdeka.
"Kita lihat Muhammadiyah umpamanya, berdiri kan tahun 1912. Kalau dilihat dari tahunnya lebih dulu dari NU, kemudian juga banyak ormas-ormas lain yang berdiri sama-sama untuk pertama memberikan pencerahan kepada umat," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Yang kedua juga terlibat dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia," imbuh anggota Komisi I DPR itu.
Atas dasar itu, Jazuli mengimbau yang seharusnya diserukan saat ini adalah kebersamaan umat Islam dalam arti mendapatkan ruang secara profesional.
"Saya kira sudah cukup bagus sekarang NU punya peran besar, Muhammadiyah punya peran besar, ya semua harus berperan," pungkasnya.
Sebelumnya, Said menyampaikan pernyataannya kontroversialnya itu saat memberikan sambutan dalam Harlah Muslimat NU ke-73 di SUGBK.
"Peran agama harus kita pegang. Imam masjid, khatib-khatib, KUA-KUA, Kemenag harus dari NU. Kalau dipegang selain NU salah semua, nanti banyak bid'ah kalau selain NU. Ini bid'ah tari-tari sufi (dibilang) bid'ah nanti," ungkap Said, Minggu (27/1).
ADVERTISEMENT
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 21:56 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini