PM Finlandia: Eropa Tak Cukup Kuat Hadapi Rusia Sendirian

2 Desember 2022 18:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Finlandia, Sanna Marin. Foto: Robert ATANASOVSKI/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Finlandia, Sanna Marin. Foto: Robert ATANASOVSKI/AFP
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri (PM) Finlandia, Sanna Marin, secara blak-blakan mengatakan bahwa Eropa tidak cukup kuat untuk menghadapi Rusia sendirian.
ADVERTISEMENT
Hal ini ia sampaikan saat memberikan penilaian tentang kemampuan Benua Biru untuk mempertahankan stabilitas kawasan Eropa usai perang Rusia di Ukraina terjadi.
Dalam kunjungannya ke lembaga think tank Lowy Institute di Sydney, Australia, pada Jumat (2/11), Marin mengungkapkan bahwa pendudukan Moskow atas negara tetangganya, Ukraina, telah secara tidak langsung memperlihatkan kelemahan Eropa dan kesalahan strategisnya dalam berurusan dengan Rusia.
Finlandia menjadi salah satu negara di Eropa yang secara vokal mengecam invasi Rusia dan sangat mendorong dukungan solidaritas kepada Ukraina.
Marin menegaskan, Kiev harus diberi bantuan apa pun yang diperlukan demi memenangkan perang melawan Rusia.

Dukungan AS terhadap Ukraina Harus Dipuji

Marin pun menyanjung Amerika Serikat yang sudah menjalankan komitmennya untuk membantu Ukraina dalam berbagai hal — senjata, keuangan, dan bantuan kemanusiaan yang diperlukan bagi penduduk Ukraina.
ADVERTISEMENT
“Kita harus memastikan bahwa kita juga membangun kemampuan tersebut dalam hal pertahanan Eropa, industri pertahanan Eropa, dan memastikan bahwa kita dapat mengatasi berbagai jenis situasi,” tegas Marin.
Perempuan berusia 37 tahun itu juga mengecam kebijakan Uni Eropa yang telah menekankan pentingnya keterlibatan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam kerja sama blok tersebut, khususnya di bidang impor energi.
Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin mengunjungi kota Irpin, yang rusak berat akibat invasi Rusia, di luar Kyiv, Ukraina, Kamis (26/5/2022). Foto: Stringer/Reuters
Ia menyayangkan bahwa Finlandia tidak mengambil sikap tegas seperti yang dilakukan oleh negara sesama pecahan Uni Soviet lainnya, seperti Polandia dan Estonia.
Kedua negara tersebut memilih untuk menyikapi Putin lebih keras.
Tetapi sikap serupa tidak diberlakukan oleh beberapa negara anggota Uni Eropa lainnya, seperti Prancis, Jerman, Italia, dan Yunani. Negara-negara ini lebih condong terhadap memiliki hubungan ekonomi yang lebih dekat dengan Moskow.
ADVERTISEMENT
“Kita seharusnya mendengarkan teman-teman Baltik dan Polandia kita lebih cepat,” kritik Marin.
“Untuk waktu yang lama, Eropa membangun strategi terhadap Rusia untuk mempererat hubungan ekonomi kami, untuk membeli energi dari Rusia kami pikir ini akan mencegah perang,” imbuh pemimpin negara tetangga Rusia itu.
Marin menambahkan bahwa pendekatan terhadap Rusia ini telah terbukti sepenuhnya kesalahan. “Mereka [Rusia] tidak peduli dengan hubungan ekonomi, mereka tidak peduli dengan sanksi. Mereka tidak peduli dengan semua itu,” kecam Marin.