Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Seorang anggota parlemen muslim dari Partai Buruh, Zarah Sultana, menuding Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak telah mengutarakan komentar bernada islamofobia terhadapnya.
ADVERTISEMENT
Lahir dari keluarga imigran asal India, Sunak acap kali dikritik atas tindakan diskriminasinya terhadap kaum muslim dan dukungannya kepada Israel — mengecap Hamas sebagai teroris.
Dikutip dari Anadolu Agency, situasi di parlemen House of Commons memanas saat berlangsungnya debat mengenai serangan Inggris dan Amerika Serikat terhadap target-target yang dikuasai militan Houthi di Yaman pekan lalu.
Sultana memulai pertanyaan dengan mengatakan bahwa intervensi militer Inggris yang disebut Sunak sebelumnya 'terbatas' di Yaman, bisa dengan cepat meningkat.
Politikus keturunan Pakistan itu kemudian mengutip laporan media yang menyebutkan bahwa para pejabat Kementerian Luar Negeri Inggris sebenarnya 'sangat khawatir' dengan serangan di Yaman pekan lalu.
Lebih jauh, Sultana menyinggung soal serangan Israel di Jalur Gaza dan mencecar Sunak bahwa gencatan senjata adalah solusi terbaik untuk mengakhiri kekerasan.
ADVERTISEMENT
"Jadi, daripada memberikan lampu hijau kepada Israel untuk melanjutkan pengeboman brutal terhadap Gaza dan mempertaruhkan konflik yang lebih luas, akankah perdana menteri berusaha untuk meredakan situasi dan menyerukan gencatan senjata segera?" ucap Sultana.
Menanggapi pertanyaan Sultana, Sunak justru meminta dia untuk meredakan situasi di Timur Tengah itu sendiri — bukannya kepada pemerintah Inggris. "Mungkin wanita yang dimuliakan itu sebaiknya meminta Hamas dan Houthi untuk meredakan situasi," jawab Sunak.
Menurut Sultana, komentar Sunak seolah menempatkan tanggung jawab atas tindakan Hamas dan Houthi kepada dirinya.
Suasana di House of Commons pun memanas. Salah seorang anggota parlemen muslim lainnya dari Partai Buruh, Naz Shah, memandang tanggapan Sunak tidak pantas dan menyakitkan bagi kaum muslim.
ADVERTISEMENT
"Ini benar-benar merupakan titik terendah dan pukulan baru yang menyakitkan hari ini bagi perdana menteri yang mengatakan kepada seorang muslim Inggris di parlemen ini, anggota dari Coventry South, bahwa ia harus mengatakan kepada Hamas dan Houthi untuk berhenti melakukan apa yang mereka lakukan," jelas Shah.
"Itu adalah ungkapan islamofobia. Mungkin perdana menteri akan merenung, menarik diri, dan mengambil kesempatan untuk menunjukkan kepemimpinannya untuk meminta maaf," sambung dia.
Namun, Sunak urung dan tidak meminta maaf.
Pria yang dilantik menjadi perdana menteri pada 2022 itu membela diri dengan menyerukan seluruh anggota parlemen untuk mengakui bahwa Houthi dan Hamas adalah biang keladi di balik ketegangan di Timur Tengah.
"Saya telah mengatakan kepada semua anggota secara konsisten untuk tidak mencampuradukkan konflik-konflik ini dan ketika mereka meminta Inggris untuk meredakan ketegangan, mereka harus mengakui bahwa orang-orang yang menyebabkan situasi ini adalah organisasi teroris Hamas dan Houthi," ucap Sunak.
ADVERTISEMENT
"Dan ini tidak ada hubungannya dengan hal lain selain untuk mengakui pemicu kekerasan dan ilegalitas ini dan memastikan hal tersebut berada di urutan teratas dalam pikiran semua orang ketika kita melakukan percakapan tentang cara terbaik untuk merespons," imbuhnya.
Sultana, pada gilirannya, melalui postingan di platform X pada Selasa (16/1) mengkonfirmasi komentar bernada islamofobia yang diberikan Sunak.
Adapun AS dan Inggris yang didukung oleh sejumlah negara lainnya telah meluncurkan serangan udara ke dalam wilayah Yaman pekan lalu. Mereka mengerahkan puluhan serangan ke titik-titik kekuasaan Houthi — termasuk Ibu Kota Saana. Sebanyak lima orang tewas dan enam lainnya luka-luka dalam serangan tersebut.
Intervensi militer dilakukan AS dan Inggris sebagai tanggapan atas serangan Houthi yang menargetkan kapal-kapal terafiliasi Israel di Laut Merah sejak 7 Oktober 2023.
ADVERTISEMENT
Tindakan Houthi itu adalah bentuk protes mereka atas agresi Israel di Jalur Gaza yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 23 ribu orang Palestina — sebagian besar terdiri dari anak-anak dan perempuan.