Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
PM Singapura: Kami Kecewa Atas Tarif Dagang AS, Bukan Tindakan Seorang Teman
8 April 2025 15:25 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong mengatakan tarif dagang yang ditetapkan Presiden Donald Trump terhadap negaranya bukanlah tindakan yang dilakukan seseorang terhadap seorang teman.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, Selasa (8/4), Wong mengatakan kemungkinan perang dagang global besar-besaran meningkat dan mendesak negaranya yang bergantung pada perdagangan untuk mempersiapkan waktu-waktu sulit ke depan.
"Kami sangat kecewa atas langkah AS, terutama mengingat persahabatan yang dalam dan yang telah lama terjalin antara kedua negara kita," kata Wong dalam pernyataannya di parlemen.
"Ini bukanlah tindakan yang dilakukan seorang teman," lanjutnya.
Trump minggu lalu mengumumkan penetapan tarif dagang kepada hampir setiap negara. Ia menuduh negara-negara itu merampok AS selama bertahun-tahun.
Singapura dikenai tarif sebesar 10%, meski ada perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan AS. Tarif yang dikenakan kepada Singapura lebih rendah daripada negara-negara lain.
Meski demikian, Wong mengatakan negaranya yang bergantung pada perdagangan akan sangat dirugikan oleh kemerosotan ekonomi dunia dan hancurnya sistem perdagangan global yang berbasis pada perdagangan bebas.
ADVERTISEMENT
"Singapura mungkin atau mungkin tidak mengalami resesi tahun ini, namun saya yakin pertumbuhan kita akan terdampak secara signifikan," tuturnya.
Wong juga mengatakan, menteri perdagangan sedang menilai kembali perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 1.0 hingga 3.0 persen.
"Dan kemungkinan akan merevisinya ke bawah," ujarnya.
Lebih lanjut, Wong mengatakan di bawah perjanjian perdagangan bebas dengan AS, Singapura menerapkan nol tarif terhadap barang-barang AS. Singapura juga mengalami defisit perdagangan dengan Washington.
"Jika tarif benar-benar timbal balik dan jika mereka dimaksudkan hanya untuk menargetkan mereka yang perdagangannya surplus, maka tarif untuk Singapura seharusnya nol," ungkapnya.
Singapura menampung ribuan perusahaan AS dan banyak dari mereka telah menjadikan Singapura sebagai kantor pusat untuk wilayah Asia Pasifik.
ADVERTISEMENT
Meski Singapura bukan sekutu perjanjian pertahanan AS, mereka menikmati hubungan militer yang kuat dengan Washington.
"Ini juga menandai titik balik yang mendalam. Kami memasuki fase baru dalam urusan global, yang lebih sewenang-wenang, perfeksionis, dan berbahaya," pungkasnya.