PMI di Hong Kong Diajak Berani Berimajinasi Buat Konten & Tetap Cerdas Bermedsos

11 Agustus 2024 11:44 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Workshop kumparan Academy: Digital Empowerment for Indonesian Migrant Worker in Hong Kong, yang disponsori oleh BRI, Minggu (11/8/2024). Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Workshop kumparan Academy: Digital Empowerment for Indonesian Migrant Worker in Hong Kong, yang disponsori oleh BRI, Minggu (11/8/2024). Foto: kumparan
Media sosial (medsos) memberi pengaruh besar pada aspek kehidupan masyarakat saat ini. Mulai platform komunikasi dan interaksi sosial, akses informasi, hingga keperluan bisnis.
Peluang medsos ini pun sebaiknya turut dimaksimalkan para pekerja migran Indonesia (PMI) di negara tempatnya bekerja. Hal ini yang turut menjadi perhatian Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hong Kong dalam meningkatkan kemampuan para PMI di Hong Kong terhadap peran medsos dan dunia digital.
Konsul Penerangan, Sosial, dan Budaya (Pensosbud) KJRI Hong Kong Endah Rachmi Yuliarti mengatakan, pihaknya selalu memfasilitasi PMI untuk mendapatkan literasi digital.
Seperti yang dilakukan kumparan bersama KJRI Hong Kong dalam menyelenggarakan kumparan Academy: Digital Empowerment for Indonesian Migrant Worker in Hong Kong, yang disponsori oleh BRI.
"Menurut kami pelatihan ini cukup bagus seperti membuat konten, mengingat medsos saat ini cukup marak di kalangan publik dan pekerja migran Indonesia di Hong Kong, istilahnya sudah cukup banyak PMI yang memanfaatkan digital," jelas Endah saat membuka kumparan Academy secara online, Minggu (11/8).
"Kesempatan ini bisa dimanfaatkan PMI untuk meningkatkan skill, khususnya bagaimana memanfaatkan medsos secara baik dan benar," imbuhnya.
Konsul Penerangan, Sosial, dan Budaya (Pensosbud) KJRI Hong Kong Endah Rachmi Yuliarti membuka workshop kumparan Academy: Digital Empowerment for Indonesian Migrant Worker in Hong Kong, yang disponsori oleh BRI, Minggu (11/8/2024). Foto: kumparan
Endah berharap para PMI bisa mengikuti kumparan Academy secara lancar sehingga ilmu yang didapat bisa dimanfaatkan secara maksimal dan berguna dalam bermedsos.
Nah, pada workshop 1 dan 2 kumparan Academy kali ini, dibahas mengenai peran dunia digital dalam mengubah kehidupan dan cara cerdas bermain medsos dengan narasumber para expert dari kumparan
Pada workshop 1, Josua Simanjuntak atau yang akrab disapa Mas kumparan menjelaskan dunia digital seperti medsos memang telah mengubah kehidupan masyarakat modern.
Oleh karena itu, ia mengajak para PMI untuk tidak hanya sebagai penikmat (konsumen) konten di medsos namun juga terlibat aktif sebagai produsen, seperti menjadi content creator sesuai style dan passion masing-masing.
Untuk membuat konten di medsos, ia mengajak para PMI untuk tak lupa berani berimajinasi. Sebab, imajinasi adalah pondasi awal yang memudahkan dalam setiap langkah membuat konten medsos.
"Semua konten ini berkat imajinasi. Berani berimanjinasi membuat naskah, tahu detail-detail apa yang akan ditulis dan dilakukan saat oncam, jadi berani berimajinasi saat akan membuat konten," jelas dia pada sesi workshop 1 secara online.
"Gimana cara berimajinasi? harus paham apa yang jadi keresahan, gimik akan lebih kaya saat berimajinasi," imbuh dia.
Workshop 1 kumparan Academy: Digital Empowerment for Indonesian Migrant Worker in Hong Kong, yang disponsori oleh BRI, Minggu (11/8/2024), bersama Mas kumparan, Josua Simanjuntak. Foto: kumparan
Mas kumparan mengatakan, imajinasi semua orang akan sama, namun saat implementasinya tidak akan sama. Sehingga konten medsos yang dibuat akan berbeda-beda dan orisinalnya tetap terjaga.
"Konten juga akan jadi lebih orisinal. Imajinasi kita bisa sama tapi implementasinya tidak 100 persen sama, jadi enggak niru-niru," imbuhnya.
Ia juga membagi tips cara membuat konten snackable yang mengundang engagement kuat para audiens. Sebab, menurut dia, banyak hal unik di Hong Kong yang bisa di-share para PMI melalui engagement content.
"Konten engagement itu konten yang sebenarnya enggak informatif banget tapi bagaimana cara mencoba meramu konten lebih relevan dengan orang-orang, konten ini berasal dari keresahan," papar dia.
"Misalnya, ambil contoh, teman-teman yang bekerja di restoran sebagai witers, pasti banyak keresahan-keresahan, bisa dibandingkan dengan di Indonesia. Hal unik semakin disukai, berani tampil beda, gestur sangat vital menunjukkan konten menarik atau enggak dan sesuai imajinasi jadi lebih menarik," imbuhnya.
Workshop kumparan Academy: Digital Empowerment for Indonesian Migrant Worker in Hong Kong, yang disponsori oleh BRI, Minggu (11/8/2024), bersama Mas kumparan, Josua Simanjuntak. Foto: kumparan
Setelah memahami tips dan mencoba membuat konten, mas kumparan mengingatkan para PMI untuk membuat konten berdasarkan hati dan selalu konsisten.
"Manfaatkan dunia digital ini, jangan cuma sebagai konsumen tapi jadi produsen, enggak perlu yang ribet-ribet, siapa tahu ini mengubah hidupmu," papar dia.
Selain memahami tips membuat konten, para PMI di Hong Kong juga diajak memahami cara cerdas dan aman bermain medsos.
Head of Audience Management kumparan Mahatmanara M. Sophiaan menilai, peran medsos sangat penting bagi kalangan PMI, salah satunya karena bisa dipakai sebagai platform komunitas sesama PMI di luar negeri.
"Lewat medsos bisa saling kopdar, saling membangun komunitas untuk memperkuat teman-teman sesama PMI di sana," kata pria yang akrab disapa Nara ini dalam sesi workshop 2 kumparan Academy.

Tantangan dan Potensi Bahaya di Medsos

Meski demikian, menurut dia, saat ini banyak tantangan yang dihadapi berkat laju perkembangan medsos.
"Banyak tantangan di medsos, tantangan ini jauh berbeda 5-6 tahun yang lalu, seperti menjaga keamanan privasi, identitas kita di tengah maraknya penipuan online dan cyberbullying,"
Nara pun mengingatkan para PMI untuk tak lupa memahami potensi bahaya di medsos. Seperti masalah kebocoran data diri berupa tanggal lahir yang bisa dimanfaatkan orang tak bertanggung jawab dalam verifikasi kegiatan finansial.
"Kebocoran privasi ini jadi concern karena kita yang kurang menjaga, akhirnya bisa bocor dan dampaknya (negatif) bisa untuk kita sendiri," jelas Nara mengingatkan para PMI untuk selalu menjaga data diri di medsos, misalnya dengan cara memakai password yang unik dan hanya kita yang tahu.
Selain kebocoran data diri, Nara menjelaskan soal potensi cyberbullying yang bisa berpengaruh pada mental pemilik akun.
"Cyberbullying merupakan perilaku agresif di ranah digital, bentuknya adalah menyebarkan kebohongan satu orang, mengunggah foto memalukan, pesan ancaman, dan membuat akun palsu hal ini juga berkaitan dengan kebocoran privasi. Akun palsu itu untuk mempermalukan dan menakut-nakuti korban," terangnya.
Untuk menghindari cyberbullying, Nara meminta para PMI untuk bijak saat bermain medsos. "Ketika teman-teman di medsos bisa menggunakan bahasa yang santun, sesuai norma di medsos, sehingga cyberbullying tidak terjadi".
Potensi bahaya selanjutnya adalah penyebaran berita palsu atau hoaks yang biasanya bertujuan untuk mempengaruhi opini dan kepercayaan publik. Nara mengajak para PMI untuk teliti menelusuri sumber berita terlebih dulu sebelum ikut menyebarluaskan.
"Kita harus tahu sumber beritanya, umumnya di-share di aplikasi perpesanan. Sebagai pengguna, kita harus aware soal sumber-sumber berita, kalau enggak datang dari news portal terpercaya atau pemerintah jangan langsung percaya, harus melakukan verifikasi," kata dia.

Bijak dan Tanggung Jawab Bermain Medsos

Workshop 2 kumparan Academy: Digital Empowerment for Indonesian Migrant Worker in Hong Kong, yang disponsori oleh BRI, Minggu (11/8/2024), bersama Head of Audience Management kumparan Mahatmanara M. Sophiaan. Foto: kumparan
Bijak dan tanggung jawab saat bermain medsos dinilai jadi cara ampuh untuk menghindari potensi kebocoran data diri, cyberbullying, hingga penyebaran hoaks. Nara pun memberikan sejumlah tips terkait hal ini.
"Pertama, pikir 2 kali sebelum posting, ketika sudah publish, ada namanya jejak digital. Jadi kita harus pandai terkait (pembuatan) konten yang akan di-publish, supaya kita tidak terlibat di jejak digital," jelas Nara.
Kemudian, Nara meminta pengguna medsos untuk tidak lupa memverifikasi terlebih dahulu informasi di konten yang akan diunggah.
"Kadang ini yang luput, ada sesuatu yang baru, belum banyak diketahui orang lain, langsung share tanpa verifikasi. Ketika ini terjadi, kita punya jejak digital yang bisa dimanfaatkan seseorang untuk mem-bully," terangnya.
Terkait menghindari penipuan online, Nara mengajak pengguna medsos untuk tak asal mengeklik link yang di-share pihak tak dikenal. Karena hal ini akan berujung pada tindakan peretasan, pencurian identitas diri, dan pishing.
"Selalu verifikasi identitas pengirim pesan, apakah real akun, real website. Jangan lupa autentikasi dua lapis untuk akses profilnya. Hal ini penting di tengah marah hacking," pungkasnya.
Selain workshop 1 dan 2 pada hari ini, workshop kumparan Academy: Digital Empowerment for Indonesian Migrant Worker in Hong Kong akan kembali hadir pada 25 Agustus mendatang.
Pada workshop selanjutnya akan dibahas topik seputar pembuatan konten menarik dan pemakaian aplikasi gratis untuk pembuatan konten berkualitas oleh narasumber para expert dari kumparan lainnya.
Informasi rangkaian acara kumparan Academy bisa kamu ikuti dengan follow media sosial kumparan: Instagram @kumparancom, Twitter @kumparan, Facebook kumparan dan LinkedIn kumparan.