Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Polisi Korsel Sebut Kelalaian Sebabkan Tragedi Perayaan Halloween di Itaewon
13 Januari 2023 18:16 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Polisi menyebut kelalaian dan kegagalan perencanaan menyebabkan tragedi perayaan Halloween di Distrik Itaewon , Ibu Kota Seoul, Korea Selatan yang menewaskan 159 orang pada 29 Oktober 2022.
ADVERTISEMENT
Pemerintah telah meluncurkan tim khusus yang menghabiskan waktu berbulan-bulan menyisir bukti dan mewawancarai pejabat. Saat akhir penyelidikannya, tim ini menyebut adanya kegagalan perencanaan dan respons pihak berwenang pada Jumat (13/1).
Pihaknya menyinggung kerja sama yang buruk antar lembaga, keterlambatan dalam komunikasi, dan kelambanan bantuan yang berkontribusi pada tingginya jumlah korban tewas.
Kendati demikian, mereka sama sekali tidak menyalahkan pejabat tinggi pemerintah atau badan kepolisian nasional secara langsung.
"Organisasi yang secara hukum berkewajiban untuk mencegah dan menanggapi bencana—polisi, kantor-kantor distrik, dan Metro Seoul—tidak menetapkan langkah-langkah keselamatan sebelumnya atau membuat rencana yang buruk," ungkap kepala tim, Sohn Jae-han, dikutip dari AFP, Jumat (13/1).
"Tindakan yang tepat tidak diambil bahkan setelah menerima permintaan penyelamatan," lanjutnya.
Pihak berwenang telah menangkap empat orang selama investigasi.
ADVERTISEMENT
Mereka termasuk mantan kepala Kantor Polisi Yongsan yang mengawasi Itaewon, Lee Im-jae, serta kepala kantor Distrik Yongsan, Park Hee-young. Keduanya ditahan atas tuduhan kelalaian profesional yang mengakibatkan kematian.
Namun, tim investigasi tidak menyalahkan pejabat dari badan kebijakan nasional, pemerintah Seoul, Kementerian Dalam Negeri.
Sohn mengakui tidak dapat melakukannya karena terdapat kesulitan untuk menyimpulkan bahwa ada pelanggaran tugas yang nyata.
Mendagri Korsel, Lee Sang-min, lantas menghadapi tekanan yang kian meningkat untuk mundur dari jabatan akibat tragedi tersebut.
Dia mengadang kritik luas lantaran pernah mengeklaim bahwa memiliki lebih banyak petugas pemadam kebakaran dan polisi di distrik tersebut tidak akan mencegah bencana ini.
Sejak saat itu, dia berulang kali meminta maaf, termasuk kepada keluarga korban secara pribadi pada pekan lalu.
Sekelompok keluarga korban mengaku tidak senang dengan hasil pemeriksaan tersebut. Salah satu pemimpin kelompok semacam ini, Lee Jong-chul, meyakini bahwa polisi tidak mungkin menyelidiki petugas mereka sendiri secara adil dan tidak memihak.
ADVERTISEMENT
Lee lantas menyerukan penyelidikan yang sepenuhnya independen.
"Saya tidak memercayai ini, sejak tim investigasi khusus mulai menyelidiki bencana Itaewon," ujar Lee.
Tragedi itu bermula ketika kerumunan pengunjung pesta Halloween memadati gang sempit selebar 3,2 meter di Itaewon.
Sohn menerangkan, daerah ini menjadi sangat ramai sejak pukul 17.00 sebelum kepadatan kerumunan mencapai tingkat kritis pada pukul 21.00 waktu setempat. Orang-orang mulai berjatuhan sekitar pukul 22.15. Empat orang lagi jatuh hanya dalam 15 detik.
Walau begitu, pihak berwenang gagal untuk campur tangan.
Seorang remaja yang selamat dari tragedi itu kemudian ditemukan tewas bunuh diri pada Desember 2022. Alhasil, korban jiwa mencapai 159 orang dalam tragedi Halloween di Itaewon.
"Tidak menyadari situasi ini, kerumunan di atas terus menekan dalam gang selama sepuluh menit, hingga pukul 10:25 malam, menyebabkan ratusan orang menumpuk dan terjebak dalam lebih dari sepuluh meter, yang mengarah ke insiden injak-menginjak," jelas juru bicara tim investigasi, Kim Dong-wook.
ADVERTISEMENT